Saat pergantian tahun baru, selalu identik dengan foya-foya, pesta, bahkan banyak kemudharatan. Melihat ini, MUI mengimbau agar umat Islam sebaiknya berzikir saat pergantian tahun untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Dr KH Didin Hafidhuddin mengimbau agar saat pergantian tahun baru, umat Islam sebaiknya berzikir. Menurut dia, dengan memperbanyak ibadah maka akan semakin mendekatkan diri kepada Allah, ketimbang harus menggelar pesta tahun baru dengan foya-foya.
“Umat Islam jangan ikut-ikutan pada traadisi mubazir tersebut. menggunakan uang untuk pesta dan foya-foya saat tahun baru. Lebih baik uang tersebut diinfakkan buat anak yatim atau fakir miskin yang membutuhkan,” ujarnya kepada majalahnurani.com, Rabu (27/12/2017).
Dengan berzikir, lanjutnya, maka mendekatkan diri kepada Allah. Contoh yang biasa dilakukan yakni sujud syukur atas segala sesuatu yang sudah kita dapatkan. Memperbaiki diri agar di tahun berikutnya kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. Meningkatkan amal ibadah kita.
“Sesungguhnya setiap pergantian tahun, maka usia kita semakin pendek. Ini yang perlu kita sadari. Usia yang semakin pendek inilah bisa kita gunakan untuk melakukan kegiatan yang positif dengan nilai ibadah,” jelasnya.
BANYAK MUDHARAT
Didin menjelaskan, tahun baru merupakan pergantian tahun yang seharusnya tidak diekspos besar-besaran. Tidak perlu dianggap sesuatu yang wah dalam perayaannya. Sebagai umat Islam, kita harus memaknai perayaan tahun baru secara sederhana. Artinya dalam perayaan tersebut tidak terlalu berlebihan.
“Contoh, kita harus berfoya-foya di malam tahun baru. Menunggu sampai dengan pergantian tahun baru dengan melakukan kegiatan yang sebenarnya tidak bermanfaat sama sekali. Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan ketimbang harus hura-hura dimalam tahun baru. Karena dari tahun ke tahun, usai perayaan malam tahun baru, selalu meninggalkan kemudharatan yang terus meningkat,” jelas dia.
Dia berharap, tokoh agama dan pemerintah bisa mendidik masyarakat agar selalu menjadi lebih baik. Pemerintah harus menyerukan jauh-jauh hari dan mengajak masyarakat agar tidak berlebihan dalam merayakannya. Apalagi sampai mengadakan acara dan membuat masyarakat menunggu di jalan sampai malam, sementara itu tidak ada manfaatnya sama sekali.
“Pemerintah harus bersikap biasa dalam pergantian tahun. Demikian juga dengan pemerintah daerah yang terus menyerukan agar masyarakat tidak terlalu berlebihan merayakan tahun baru,” tandasnya.
MEMPERBAIKI DIRI
Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Istibsyaroh mengajak agar masyarakat berzikir saat pergantian tahun. Menurut dia, pergantian tahun baru, ketika berzikir, akan membuat hati baru, kemudian ibadah baru.
“Yang maksudnya ibadah tambah banyak,” katanya dalam pesan singkat kepada majalahnurani.com, Kamis (28/12/2017).
Bagi umat lainnya, Istibsyaroh menuturkan tidak ada salahnya jika menggelar acara seperti musik. Yang perlu diingat, jangan sampai dengan musik itu maka mengganggu orang lain.
“Musik disilahkan asal tidak mengganggu orangg lain,” sambungnya.
Yang lebih penting lagi, paparnya, umat Islam jangan sampai foya-foya. Apalagi ini perayaan tahun baru. Sebab, soal ini masalah dunia yang itu mubazir. Artinya dengan mubazir itu, akan saudara dan temannya syaitan.
“Maka dengan zikir ini juga bisa untuk memperbaiki hati di tahun baru,” tegasnya. 01/ Bagus