Siang itu, Rabu (15/8), halaman SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) riuh sorak sorai siswa yang antusias mengikuti lomba Agustusan.
Namun ada satu siswa asal Brasil yang saat ini menempuh pendidikan di Smamda, Tais Suchara Staloch yang mengikuti lomba tarik tambang dan memasukkan belut ke dalam botol.
SMARATU
Kali ini Smamda mengambil tema sejarah, dengan lomba-lomba yang sangat inovatif.
Pemilihan sejarah dalam perlombaan adalah salah satu bentuk untuk mensyukuri kemerdeaan dan menanamkan semangat pada siswa untuk mempelajari budaya dan geografis di Indonesia.
“Agar siswa lebih mengenal sejarah Indonesia. Juga siswa asing seperti Tais ini bisa mengenal budaya Indonesia,” ungkap kepala Smamda, Astajab.
Dalam rangkaian lomba kali ini, Smamda Smamratu (Smamda rangking satu) yakni peta buta, puisi, tarik tambang dan tangkap belut. Acaranya berupa cerdas cermat, yang akan dilombakan per-angkatan.
“Untuk soalnya sendiri kami sudah bekerjasama dengan guru sejarah, yang nantinya akan ditanyakan di tanggal 15,” terang Esa Febrianto, ketua pelaksana kegiatan lomba.
Peta buta ini lombanya dimainkan dua orang. Satu orang matanya ditutup dan satunya harus komando.
“Peta buta ini nanti kami pakai banner. Orang yang ditutup matanya harus berdiri diatas tempat yang dimaksud. Misalnya gunung Semeru. Orang yang komando nanti nyuruh orang yang ditutup matanya untuk berdiri di atas tempat yang sekiranya adalah gunung Semeru,” tandas dia.
PROGRAM ROTARY
Siswa Brazil yang sekolah di Smamda merupakan program Rotary Youth Exchange di mana siswa dari luar negeri menempuh pendidikan di Smamda dan sebaliknya, Smamda mengirim siswanya untuk menempuh pendidikan yang sama di luar negeri.
Sedangkan satu siswa Smamda bernama M. Naufal Firdaus kelas XII IPS akan dikirim ke Ascurra Brasil dan menempuh pendidikan setara selama satu tahun.
“Ini selama setahun. Kita sudah menerima siswa program ini juga sudah lama,” lanjut Astajab.
Untuk mengirim siswa ke program ini, Smamda membebaskan siswa untuk mengikuti seleksi.
“Semua bebas mengikuti tidak hanya dari kelas internasional. Karena yang melakukan seleksi dari pihak Rotary Youth Exchange,” imbuhnya.
Pertukaran pelajar ini gratis bagi siswa yang lolos. Siswa hanya menanggung biaya visa dan tiket pesawat. “Tentu ini menjadi kebanggaan bagi yang lolos. Ada banyak pengalaman yang didapat siswa,” pungkas Astajab. 01/Bagus