MUI: Hentikan Perang Tagar

Tak dipungkiri kondisi menjelang pilpres 2019 belakangan ini sempat memanas antar kelompok. Mulai dari perang Tagar di media sosial serta adanya dugaan intimidasi. Karena inilah Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengaku prihatin dan menyayangkan hal seperti ini terjadi.

Dikonfirmasi majalahnurani.com wakil ketua Umum MUI KH Zainut Tauhid menyatakan bahwa semua pihak yang terlibat harus mengedepankan keutuhan NKRI.

PERPECAHAN BANGSA

Dari beberapa peristiwa belakangan ini, menurut Zainut bisa menimbulkan. Gejala perpecahan bangsa.

“Ini dapat mengancam keutuhan bangsa,” tutur dia dalam keterangan yang diterima Selasa (4/9/2018).

Dari pengamatannya, perang opini sudah ramai di media sosial bahkan pengerahan massa. Dan itu semua mengatasnamakan kebebasan berekspresi dan hak untuk menyampaikan pendapat.

Baca juga  PBNU: Serangan Iran ke Israel Bentuk Kemarahan Dunia

Dikatakannya, sebagai negara demokrasi, setiap warga negara Indonesia memang diberikan jaminan kebebasan oleh konstitusi untuk menyampaikan pikiran dan pendapat sepanjang sesuai norma-norma kepatutan, etika dan peraturan perundang-undangan.

“Yang perlu dipahami adalah hak asasi manusia (HAM) itu bukanlah kebebasan yang mutlak tanpa batas melainkan ada pembatasannya yaitu undang-undang,” ungkap dia.

Zainut menyontohkan, misalnya pada perang tagar antara 2019 ganti presiden dengan Jokowi dua periode yang dilakukan oleh sejumlah orang memang tidak melanggar aturan dalam pemilu

“Menurut kami hal tersebut tidak perlu dilakukan karena selain belum memasuki masa kampanye, tidak elok, juga tidak produktif di tengah suasana suhu politik yang semakin memanas dapat berpotensi menimbulkan konflik. Sehingga kami menilai mudaratnya lebih banyak dari pada manfaatnya,” tegas dia.

Baca juga  Menag Terbitkan SE agar Penyuluh dan Penghulu Dukung 4 Program Pemerintah

SANTUN

MUI mengimbau kepada semua pihak untuk tetap mengedepankan kesantunan, kepatutan, dan rambu undang-undang dalam menyampaikan ekspresi dan menyatakan pendapat. Termasuk juga mengimbau kepada elite partai politik untuk menahan diri dan tak menampilkan rasa kebencian yang dapat memecah belah bangsa.

“MUI menyerukan agar tetap memelihara ukhuwah Islamiyah dan tidak terjebak dalam permusuhan dan pertentangan internal yang dapat merusak tali silaturahmi,” lanjut dia.

Soal perbedaan, MUI meminta perbedaan aspirasi politik hendaknya dijadikan rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar hubungan tetap terjaga.

“Mengimbau kepada tokoh agama, ulama, kyai, habaib untuk ikut mendinginkan suasana, menenteramkan umat agar pesta demokrasi yang menjadi hajatan nasional bangsa Indonesia dapat berjalan dengan lancar, tertib, aman dan menggembirakan,” tandas dia. 01/Bagus

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed