Smamda Terima Kunjungan  Siswa Chimei, Taiwan

SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda), pagi ini Senin (29/9/10/2018) dikunjungi siswa siswi National Chimei Senior High School Taiwan. Mulai dari kepala sekolah, 2 guru dan 12 siswa siswi. Tujuannya, mereka ingin belajar budaya, membatik, tari lenggang Surabaya dan tapak suci yang ada di Smamda.

“Smamda adalah sekolah terbaik di Surabaya,” ungkap Mr. Peng, Hsi Hung, kepala National Chimei Senior High School dalam sambutannya.

PROGRAM SISTER SCHOOL

Dia melanjutkan, Sekolah Chime sangat senang bisa ke Indonesia, ke Surabaya dan ke Smamda. Bagi sekolah Chime ini pertama kali datang di Indonesia, dan di sekolah Smamda.

“Pengen tahu budaya, kemudian ilmu pengetahuan bidang akademik,” katanya.

Akhir akhir ini, lanjut Pheng, Taiwan mendukung belajar budaya di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah Taiwan sangat mendukung.

“Kita ajak siswa Chime untuk belajar budaya di Indonesia. Kami pilih Surabaya karena kota kedua terbesar di Indonesia. Selain itu karena Surabaya juga banyak hubungan bisnis dengan cina dan Taiwan,” tambahnya.

Pheng yakin Smamda adalah tempat yang tepat untuk siswa saya untuk belajar budaya Indonesia. Kedepan, diharapkan bisa bekerjasama dengan smamda untuk program sister school.

Pheng berterima kasih kepada Smamda karena murid Chime nantinya bisa homestay di wali murid Smamda. Tak hanya itu, murid chime juga akan menampilkan budaya Taiwan.

“Kami berharap hubungan Smamda dan Chime terjalin dengan baik. Kami juga berharap murid Smamda juga bisa ke Cousung, Taiwan,” pungkasnya.

Astajab, S.Pd MM kepala Smamda menyambut baik keinginan kepala sekolah national Chimei ini.

“Smamda membuka kesempatan seluas- luasnya jika ada sekolah yang ingin belajar budaya membatik di Smamda,” ungkapnya.

Astajab, berharap Smamda dan Chime bisa membangun komunikasi untuk program sister school. Dijelaskannya, Smamda saat mempunyai program sister school di Guangzhou, Cina. Dan beberapa negara Australia, Malaysia, Singapura, Belanda turki.

“Semester depan Insyallah kami bekerjasama dengan sekolah timur tengah, Madina dan Makkah. Kemudian Eropa di Jerman, Perancis untuk program sister school,” ungkapnya.

BELAJAR BATIK

Saat ini juga ada siswa dari Brazil dan Denmark yang belajar di Smamda. Astajab menjelaskan, Smamda punya program internasional. Bahasa asingnya yakni bahasa Mandarin. Bahasa internasional yang digunakan sehari-hari yakni bahasa Inggris.

Saat itu juga siswa Chime diajak belajar membatik. Sebelumnya ada penampilan Tari lenggang dan Tapak Suci dari Smamda.

Kemudian siswa Chime dan Smamda menyanyikan lagu Kakak Tua lagu dayung sampan / tin mi mi (dalam bahasa mandarin).

Azzahra Mazaya, kelas xi mipa 1 menceritakan bahwa salah satu partnernya,Ivy, sudah tidak sabar untuk ke smamda dan bermalam dirumahnya.

“Ivy juga ingin makan sate ayam dan terang bulan,” terangnya.

Huang Hui Ting, siswi Chime bercerita, dirinya sudah tiga kali ke Jakarta. Mamanya Huang berasaldari Jakarta dan ayahnya Taiwan.

Huang mengaku suka dengan batik. Bahkan saat berkunjung ke Smamda, dia membeli baju batik.

“Ingin belajar batik,” ucap dia.

Sementara Hsui Chie Hui, siswa Chime, mengaku jika orang Indonesia terlalu baik. Suasananya ramah dan cuacanya panas.

“Panas disini. Tapi terlalu baik. Sehingga menyenangkan. Saya baru pertama kali ke Indonesia,” tukasnya. 01/Bagus

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed