PBNU-Muhammadiyah Sepakat Sudahi Polemik Pembakaran Bendera di Garut

Hasil pertemuan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah tadi malam Rabu (31/10/2018) yakni sepakat agar polemik pembakaran bendera di Garut, Jawa Barat, tak perlu diperpanjang.

MINTA MAAF

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyatakan menyerahkan sepenuhnya anggota Banser yang membakar bendera kepada pihak berwajib.

“Serahkan ke penegak hukum. Kami menerima apapun vonisnya, apapun prosesnya. Kita negara hukum. Masalah oknum Banser membakar bendera itu, kami sudah minta maaf. Kami menyikapi itu, kami sayangkan, sudah enggak usah diperbesar. Sudah selesai. Silakan polisi memproses,” tutur Said Aqil.

Said hanya merasa heran lantaran bendera yang dibakar tersebut bisa muncul dalam peringatan Hari Santri.

Baca juga  Indonesia Darurat Judi Online, Tahun 2023 Perputaran Uang Rp 327 Triliun

Padahal, dalam peringatan Hari Santri peserta dilarang membawa bendera apa pun, kecuali bendera merah putih.

JANGAN ADA KAPITALISASI

Ternyata Haedar pun demikian. Dia tak ingin polemik pembakaran bendera terus diperpanjang. Gerakan Pemuda Anshor yang menaungi Banser pun sudah meminta maaf.

“Jangan ada kapitalisasi persoalan ini, oleh pihak-pihak mana pun. Jadi jangan ada gerakan-gerakan yang mengkapitalisasi problem ini,” ujar Haedar.

Untuk urusan oknum yang membakar bendera, pihaknya tidak perlu mencampuri proses pengadilan dan proses hukum.

“Kita percayakan. Jadi semuanya sudah selesai. Dari aspek sosial dan hukum. Jangan terus bergulat dipersoalkan ini. Kita harus bangkit,” sarannya.

MEREDAM SUASANA

Ketua Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor), Yaqut Cholil Qaumas juga menginginkan polemik pembakaran bendera mirip HTI yang dilakukan anggota Banser tak diperpanjang.

Baca juga  Aksi Militer Iran Merupakan Respons Terhadap Agresi Rezim Jahat Zionis

Sebab permintaan maaf sudah disampaikan. Yaqut ingin pemulihan pascaperistiwa tersebut.

“Kami sudah tegaskan bahwa kami sudah meminta maaf atas perasaan publik yang terganggu karena peristiwa di Garut itu, dan semua sudah saling memahami, sekarang tinggal bagaimana recoverynya,” kata Yaqut dihadapan pimpinan kedua ormas ini.

Dia meyakini dalam pertemuan malam ini, NU dan Muhammadiyah sepakat meredam suasana pasca peristiwa pembakaran. Yaqut juga mengatakan kedua ormas Islam terbesar itu tak bakal ikut aksi protes terhadap Banser yang akan kembali digelar.

“Tadi sepakati untuk masing-masing meredakan jamaahnya lah, supaya enggak usah ikut-ikutan,” tandas dia. 01/Bagus

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed