Masa kampanye pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) sudah berjalan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap agar penyelenggara Pemilu bersikap jujur, adil dan profesional.
“Wajib agar terselenggara Pemilu tertib, aman, damai dan bermartabat. Rakyat juga dapat menggunakan hak pilihnya penuh kesadaran, tanggung jawab, gembira, tanpa adanya tekanan dan paksaan,” ungkap Wakil Ketua Umum MUI KH Zainut Tauhid Sa’ada kepada majalahnurani.com
SUASANA KONDUSIF
KH Zainut menjelaskan, tim sukses dan juru kampanye hendaknya dapat menciptakan suasana yang kondusif.
Seperti ketika menyampaikan pendapat harus tetap mengindahkan nilai-nilai kesantunan, kepatutan dan akhlak mulia.
Penting lagi, saran KH Zainut, peserta pemilu harus menjauhkan diri dari praktik politik kotor seperti kampanye hitam, provokasi, intimidasi, ujaran kebencian, hoaks, fitnah, politik uang dan politik SARA.
SALING MENGHORMATI
Soal belakangan ini situasi sempat memanas, MUI mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan media masa bisa mendinginkan suasana selama masa kampanye.
MUI juga meminta aparat kepolisian bertindak tegas dan adil. Tegas dan adil berarti harus menindak siapapun tanpa melihat partainya.
KH Zainut mengakui jika perbedaan pilihan selalu ada. Namun perbedaan ini harus dimaknai sebagai Rahmat.
“Saling menghormati dan memuliakan agar persaudaraan sebagai bangsa tetap terpelihara,” tegasnya. 01/Bagus