Layanan Akomodasi Jamaah Haji Mencapai 50 Persen

Kementerian Agama memastikan bahwa penyediaan layanan akomodasi jamaah haji Indonesia di Arab Saudi sudah mencapai 50%.

Dalam rilis yang diterima majalahnurani.com Rabu (13/3/2019) Sekjen  M Nur Kholis Setiawan menyatakan bahwa dirinya baru saja rapat bersama Komis VIII DPR RI di Makkah Al-Mukarramah.

PENYIAPAN LAYANAN

Komisi VIII yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi Marwan Dasopang beserta Tim Panja BPIH tahun 2019  berkunjung ke Arab Saudi untuk meninjau proses penyiapan layanan kepada Jemaah haji di Arab Saudi.

Ini merupakan kunjungan tahap II, setelah kunjungan sebelumnya berlangsung 29 Januari hingga 1 Februari 2019 yang dipimpin oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nizar.

Rapat bersama 9 anggota Komisi VIII DPR ini berlangsung di Kantor Daker Makkah. Hadir dalam pertemuan tersebut, Sekjen Kemenag Nur Kholis Setiawan, Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Ramadhan Harisman, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhajirin Yanis, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis. Ikut juga dalam rapat, Konsul Haji atau Staf Teknis Haji (STH) KJRI Jeddah Endang Jumali beserta jajaran, serta para ketua Tim Penyediaan Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi yang meliputi akomodasi, katering, dan transportasi.

“Proses penyediaan, utamanya terkait layanan akomodasi jamaah haji di Arab Saudi, dalam rentang sebulan ini alhamdulillah sudah mencapai 50%,” terang M Nur Kholis Setiawan.

PENETAPAN USULAN

Menurut M Nur Kholis, tahapan penyediaan layanan ini meliputi persiapan, seleksi, penetapan dan pengajuan usulan penyedia layanan yang akan dikontrak. “Tim penyediaan akomodasi bertugas untuk menyiapkan, memilih dan mengusulkan penyediaan akomodasi jemaah haji dengan prinsip yang efektif, transparan, dan akuntabel,” ujarnya.

Dijelaskan M Nur Kholis, total kebutuhan akomodasi haji di Makkah mencapai 210.697 kapasitas. Kebutuhan ini mencakup 204.000 jemaah, petugas kloter, non kloter, sisa penempatan, dan cadangan. Sedangkan kebutuhan akomodasi di Madinah berjumlah 209.967 kapasitas.

“Tim Akomodasi dengan 12 personil akan bertugas selama 86 hari. Ini baru sebulan. Saya optimis target akan segera terpenuhi tepat waktu,” tuturnya.

M Nur Kholis menambahkan, penempatan akomodasi jemaah haji di Makkah tahun ini akan menggunakan skema baru. Jemaah akan ditempatkan berdasarkan pengelompokan asal daerah pada wilayah atau zona tertentu. Skema zonasi ini diharapkan akan mempermudah pengawasan pelayanan, serta meminimalisir munculnya permasalahan karena adanya perbedaan budaya dan kendala bahasa.

“Penerapan metode tersebut tentu akan dapat diikuti dengan penyesuaian pelayanan katering jemaah yang diharapkan akan semakin mudah pengkondisiannya dengan menyesuaian citarasa sesuai dengan selera daerah masing-masing,” jelasnya.

Katering dan Transportasi

Selain akomodasi, rapat juga membaha progres penyediaan layanan katering dan transportasi. Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menyampaikan bahwa proses pengadaan layanan katering sudah masuk tahapan kasyfiyah atau peninjauan secara langsung ke lapangan. Peninjauan dilakukan untuk memastikan kesiapan dapur perusahaan yang telah mengajukan penawaran.

“Ini adalah tahapan kelima, setelah pengumuman pengadaan, penerimaan pendaftaran, Aanwijzing, serta pengajuan penawaran dan peyerahan berkas kelengkapan administrasi,” jelas Sri Ilham.

BUS SHOLAWAT

Sedangkan untuk penyediaan layanan transportasi, masih dalam tahap penerimaan pendaftaran dari perusahaan transportasi untuk pelayanan angkutan antar kota dan shalawat. Sebab, berbeda dengan akomodasi dan katering, tim transportasi baru tiba dan bertugas di Arab Saudi beberapa hari ini

“Angkutan antar kota direncanakan 6 rute perjalanan, yaitu Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azizi (AMAA) ke Hotel di Madinah, dari Madinah ke Makkah, dari Makkah ke King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah, dari KAAIA Jeddah ke hotel di Makkah, dari Makkah ke Madin

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed