Jatim Geser DKI Jakarta, Kasus Corona Meningkat, Kematian Terbanyak

Kasus positif corona di Indonesia per Senin (18/5/2020) tembus 18.010 pasien.
Dari peningkatan ini, ternyata dalam sepekan Jawa Timur menyumbang kasus Corona paling banyak.

Padahal, di Jatim pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jatim sudah jilid 2. Tapi justru kasus Corona makin meningkat. Bahkan angka kematiannya tertinggi dari seluruh provinsi di Indonesia.

Tentu saja melihat tren peningkatan ini, kasus Corona di Jatim diprediksi menggeser posisi DKI Jakarta sebagai provinsi paling terdampak virus Corona.

DKI Jakarta yang sebelumnya jadi episentrum corona, kasusnya mulai menurun. Sebaliknya, di Jatim malah terus meningkat.

“Jawa Timur kenaikan 70 persen,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo, usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (18/5/2020).

TIGA KALI LIPAT DARI JAKARTA

Data BNPB per tanggal 18 Mei, terdapat tambahan 144 kasus positif di Jatim. Sehingga total kasus positif corona di Jatim mencapai 2,296 pasien atau 12,7 persen secara nasional. Kasus positif paling tinggi berada di Surabaya dengan 180 pasien.

Baca juga  17 Agustus Mendatang Paspor RI Ganti Desain

Angka penambahan ini tiga kali lipat lebih tinggi dari penambahan kasus positif corona di DKI Jakarta di hari yang sama.

Di DKI Jakarta kemarin, kasus positif corona bertambah 49 kasus menjadi 6.059 kasus.

Bahkan jumlah pasien yang meninggal di Jawa Timur juga bertambah 15 orang menjadi total 209 orang. Sedangkan di DKI Jakarta, tidak ada penambahan jumlah pasien meninggal.

PSBB TAK EFEKTIF

Makanya tak heran jika kapasitas rumah sakit rujukan di Jatim penuh. Bahkan Jatim mendirikan tenda darurat untuk merawat pasien Corona.

“Sebanyak 95,2 persen kapasitas tempat tidur di RSUD dr Soetomo Surabaya terisi pasien corona. Sementara di RSUD Dr Saiful Anwar Malang, kapasitasnya terisi oleh pasien corona sebanyak 73,4 persen,” papar Doni.

Baca juga  Indonesia Darurat Judi Online, Tahun 2023 Perputaran Uang Rp 327 Triliun

Adanya grafik kasus Corona yang kian meningkat tajam di Jatim dinilai bahwa PSBB tak efektif.

Pemerintah pusat pun mewanti-wanti atas lonjakan kasus ini. Dikhawatirkan Jatim menjadi episenter Corona dan menggeser posisi Jakarta.

Doni pun telah mewanti-wanti Jatim mengenai lonjakan kasus ini. Ia tidak ingin Jatim menjadi episenter baru corona di luar DKI Jakarta.

Meski saat ini PSBB jilid 2 sudah diberlakukan di Surabaya Raya dan Malang Raya, tapi sama sekali tak menunjukkan penurunan kasus Corona.

GENCAR TES MASSAL

Di warning pemerintah pusat,
Ketua Gugus Kuratif Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi mengelaknya.

Dia beralasan bahwa tingginya kasus Corona di Jatim bukan tanpa sebab.

Penambahan drastis beberapa sepekan terakhir, menurut Joni karena Pemprov Jatim menggencarkan tes massal kepada warga.

“Semakin banyak orang yang diperiksa, tes itu lebih baik,” kata Joni.

Baca juga  PBNU: Serangan Iran ke Israel Bentuk Kemarahan Dunia

Malahan, Joni mengaku penambahan kasus Corona yang terus meningkat di Jatim lebih baik.

Sebab dari tes massal ini bisa mempercepat penanganan terhadap seseorang yang berisiko Corona dan Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Tidak apa-apa penambahan banyak, asal kita sudah menjangkau banyak orang. Tetapi kita juga punya batas alat, tidak bisa langsung lebih banyak,” ungkap Joni beralasan.

Namun demikian, Joni mengakui bahwa adanya peningkatan ini berdampak pada ketersediaan rumah sakit bagi pasien.

“Ya, RS kesulitan mencari tempat yang pas. Tidak semua tempat tidur bisa buat Covid-19, harus masuk isolasi negatif, supaya tidak menularkan ke tenaga medisnya,” tandasnya. 01/Bagus

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed