Poling KPAI Soal Sekolah Juli Dibuka, Mayoritas Orang tua Tak Setuju

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis hasil poling jika sekolah dibuka di masa pandemi virus Corona.

Dari 196.546 responden orang tua murid, sebanyak 129.937 atau 66 persen tidak setuju. Mereka cemas terkena dampak pandemi virus corona (Covid-19) Hanya 66.609 atau 34 persen yang setuju.

“Data sebaliknya dari orang tua terjadi pada hasil polling anak,” kata Komisioner KPAI Retno Listyarti lewat siaran pers, Rabu (3/6/2020).

CEMAS

Mayoritas orang tua tidak setuju karena menganggap penularan virus corona masih cenderung tinggi. Mereka cemas anaknya tertular di perjalanan menuju dan pulang dari sekolah.

Tak sedikit pula yang cemas dengan fasilitas sekolah. Misalnya, jumlah wastafel untuk cuci tangan yang minim dan jarang ada sabun untuk cuci tangan di toilet sekolah. Orang tua juga menilai selama ini toilet sekolah cenderung tidak bersih dan air yang terbatas.

Baca juga  Bismillah….Iran Mulai Serang Israel!

SUDAH RINDU

Sementara dari responden siswa, sebanyak 9.643 orang, 63,7 persen diantaranya setuju kegiatan belajar mengajar di sekolah kembali dilakukan mulai tahun ajaran baru pertengahan Juli mendatang. Hanya 36,3 persen yang tidak setuju.

“Tampaknya anak-anak sudah ingin segera sekolah, mereka mulai jenuh di rumah saja. Mereka rindu kebersamaan dengan teman-temannya,” lanjut Retno.

Kemudian, 54 persen dari 18.111 responden guru juga setuju kegiatan belajar mengajar kembali dilakukan di sekolah pada tahun ajaran baru 13 Juli yang akan datang. Ada 46 persen guru yang menolak.

“Guru yang setuju dan tidak setuju berbeda tipis, hanya sekitar 8%, tetapi tetap lebih banyak yang setuju. Kemungkinan para guru juga sudah rindu murid-muridnya,” imbuh Retno.

Polling ini dilakukan terhadap responden di 5 provinsi dan 91 kabupaten atau kota. Mereka mengisi angket berisi kuisioner yang disebar KPAI lewat Facebook, email dan WhatsApp sepanjang 26-28 Mei. 

Baca juga  Indonesia Darurat Judi Online, Tahun 2023 Perputaran Uang Rp 327 Triliun

Responden orang tua sebanyak 196.559 orang, murid 9.643 dan guru 18.111 orang. 

Mayoritas responden orang tua bekerja sebagai ibu rumah tangga, yakni sebanyak 84.155 orang atau 43 persen. Sisanya, 43.013 orang atau 22 persen pegawai swasta, 31.553 atau 16 persen pegawai negeri, 19.669 orang atau 10 persen wiraswastawan dan lain-lain 9 persen atau 31.553 orang.

“Orangtua yang paling antusias mengikuti pengisian angket ini. Bahkan sampai 2 Juni 2020 masih ada permintaan masyarakat agar angket dibuka kembali karena para orang tua ini ingin menyampaikan pendapatnya,” kata Retno. 

Kemudian, mayoritas responden siswa yang mengisi polling angket adalah siswa SMA sederajat yakni 42 persen. Diikuti siswa SMP sederajat dengan 34 persen dan SD sederajat 23,1 persen.

“Berdasarkan rentang usia responden siswa, mayoritas berada pada usia 16-18 tahun (39,3%), usia 13-15 tahun (37,6%) dan usia 10-12 tahun (23,1%),” ucap Retno. 

Baca juga  17 Agustus Mendatang Paspor RI Ganti Desain

Responden guru yang mengisi polling angket mayoritas adalah guru jenjang SMP sederajat, yakni 27,8 persen. Diikuti guru jenjang SD sederajat 26,3 persen, lalu guru jenjang SMA sederajat 23 persen dan 12,7 persen guru jenjang SMK. Ada 9 persen guru sekolah luar biasa dan 1,2 persen guru jenjang TK sederajat yang turut mengisi angket.

Hasil menyimpulkan bahwa
mayoritas orang tua tidak setuju kegiatan belajar mengajar di sekolah kembali dilakukan saat tahun ajaran baru pada 13 Juli mendatang di tengah wabah Corona. 01/Bagus

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed