RS Polri Kramat Jati belum dapat mengidentifikasi satu kantong jenazah berisi potongan tubuh diduga korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Komandan Disaster Victim Indentification (DVI) RS Polri Kramat Jati Hery Wijatmoko mengatakan pihaknya masih mengumpulkan kelengkapan data pihak keluarga untuk proses identifikasi.
“Sementara belum bisa diidentifikasi. Kami konsentrasi, tetap on going. Pekerjaan ante mortem jalan, dan di Pontianak jalan. Kemudian, dari fase pertama, TKP (tempat kejadian perkara) juga jalan,” kata Hery dalam konferensi pers di RS Kramat Jati, Jakarta Timur (10/1/2021).
DATA PENUMPANG
Pada fase pertama, kata Hery, tim DVI bersama Basarnas hingga TNI-Polri mencari bagian tubuh pesawat hingga jenazah korban.
Kemudian pada fase kedua, dilakukan pencarian data-data lain terkait penumpang melalui pihak keluarga lewat posko ante mortem. Data ini akan membantu proses identifikasi primer atas jenazah korban.
Tim DVI sendiri telah mendirikan tiga posko ante mortem di tiga tempat yakni RS Polri Kramat Jati, Tanjung Priok dan Bandara Supandio Pontianak, Kalimantan Barat.
“Premier identify, itu meliputi tiga hal yang pertama adalah DNA, yang kedua sidik jari, yang ketiga adalah data gigi atau ortodologi data. Itu adalah primer apabila salah satu atau dua-duanya atau tiga-tiganya match, berarti dia akan teridentifikasi,” ujarnya.
Hery mengatakan setelah itu ada fase post mortem yang dilakukan di RS Kramat Jati. Pihaknya pun telah menyiapkan ahli forensik.
Setelah fase kedua dan keempat dilakukan, data untuk proses identifikasi akan semakin lengkap. Selain identifikasi primer, dapat pula dilakukan proses identifikasi sekunder yang mencakup identifikasi medis dan properti.
“Apabila yang ditemukan itu tidak available dengan data yang tadi (di-post), juga kita akan kesulitan melakukan identifikasi,” ujarnya. Bagus