Korban meninggal di Jalur Gaza, Palestina terus berjatuhan. Hingga Selasa (18/5/2021), dilaporkan jumlah penduduk Jalur Gaza, Palestina, yang meninggal akibat serangan Israel sudah mencapai 212 orang.
Korban meninggal 61 orang adalah anak-anak dan 36 orang merupakan perempuan. Kemudian korban luka-luka saat ini mencapai lebih dari 1.400 orang.
Sementara itu korban jiwa di pihak Israel dalam peristiwa saling serang dengan Hamas mencapai sepuluh orang. Di antaranya adalah seorang perawat asal India, seorang anak berusia lima tahun dan seorang tentara.
MARKAS HAMAS
Mengutip Associated Press, Selasa (18/5/2021) waktu setempat, Israel lagi-lagi menggempur ke sejumlah titik di Jalur Gaza. Mereka beralasan melumpuhkan lokasi yang diduga dijadikan markas Hamas dan sayap militernya, Brigade Izzudin Al-Qassam.
Dalam serangan udara itu, Israel meluncurkan rudal dan menghancurkan gedung Kementerian Agama Hamas di Jalur Gaza. Mereka menduga bangunan itu dijadikan markas milisi Hamas.
Selain itu, serangan udara Israel juga menewaskan seorang pentolan kelompok milisi Jihad Islam di Jalur Gaza. Israel menuduh kelompok itu turut menembakkan roket dari Jalur Gaza.
Israel mengklaim berhasil menghancurkan terowongan sepanjang 15 kilometer yang diduga dibangun Hamas di Jalur Gaza untuk menyerang mereka. Pertempuran antara kedua belah pihak sudah memasuki pekan kedua.
Sedangkan di Israel, tensi juga semakin meningkat dan memicu bentrokan dan aksi kekerasan antara warga Yahudi dan Arab. Pada Senin kemarin, seorang lelaki Yahudi yang terluka akibat diserang oleh sekelompok warga Arab di kota Lod pada pekan lalu mengembuskan napas terakhir di rumah sakit.
TERUS MENYERANG
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan tidak akan mengendurkan serangan ke Jalur Gaza dengan alasan untuk melumpuhkan seluruh kemampuan Hamas yang dinilai meneror warganya.
“Kami akan terus menyerang sepanjang yang dibutuhkan untuk mengembalikan ketentraman dan melindungi seluruh warga Israel,” kata Netanyahu, kepada wartawan.
Wali Kota Gaza, Yahya Sarraj, mengatakan serangan Israel menghancurkan sejumlah infrastruktur seperti jalan hingga jaringan listrik.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan jika aksi saling serang terus terjadi, maka akan terjadi krisis energi di Gaza. Sebab, Gaza sangat bergantung dengan bahan bakar dan listrik yang diimpor dari Mesir atau Israel.
Peperangan antara Israel dan Hamas meletus pada 10 Mei, beberapa hari sebelum Idulfitri. Alasan Hamas menggelar serangan roket adalah membalas sikap aparat keamanan Israel yang menghalangi dan menyerang warga Palestina yang tengah beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Selain itu, mereka juga membalas sikap pemukim ilegal Israel yang hendak mengusir para penduduk Palestina yang menetap di kawasan Sheikh Jarrah, sebelah timur Yerusalem.
Sedangkan Israel menyatakan membalas serangan Hamas dan berupaya melindungi penduduknya dari aksi teroris. Bagus