Jam Penyekatan Dimajukan, Jalur Jombang Ke Mojokerto Macet Parah

Antrean panjang terlihat di posko penyekatan di Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Kemacetan panjang yang didominasi kendaraan truk terlihat pada Selasa malam (13/7/2021) di Jalur nasional arah dari Jombang menuju Mojokerto.
Kondisi kemacetan itu dibenarkan oleh Kapolsek Trowulan, AKP Imam Mahmudi. kepada awak media, ia menuturkan bahwa jam penyekatan dimajukan menjadi pukul 18.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB. Dirinya terus memantau perkembangan situasi sembari menunggu perintah lebih lanjut dari atasan.
“Untuk (Penyejatan, red) hari ini kita mulai jam 18.00 WIB hingga jam 03.00,” katanya.
Menurutnya sejumlah sosialisasi dimajukannya jam penyekatan sudah dilakukan. Baik melalui brosur maupun banner yang dipasang di perbatasan Mojoagung-Trowulan. Rencananya hari ini Kasatlantas Polres Mojokerto akan berkoordinasi dengan Polres Jombang untuk memasang tambahan banner lagi di wilayah Jombang supaya sopir-sopir mengetahui perubahan dimajukannya jam penyekatan tersebut.
“Mungkin ini ada (Soipr, red) yang belum tahu sehingga ada sedikit penumpukan, mungkin besok sudah tahu dan penumpukan tidak terjadi lagi,” katanya.
Dalam penyekatan, nantinya ada prioritas kendaraan yang diperbolehkan lewat. Antara lain tenaga kesehatan atau nakes, kendaraan pengangkut BBM maupun sembako.
“Kalau lewat penyekatan ini seperti nakes, begitu pula untuk BBM, sembako akan diprioritaskan untuk lewat,” pungkasnya.
Sementara itu kemacetan panjang itu membuat para sopir mengeluh. Kendaraan mereka tidak bisa bergerak sama sekali sehingga menyebabkan molornya waktu temput ke tempat tujuan. Hal ini dikatakan Pramono (57), salah satu sopir truk yang terjebak macet.
“Saya tidak tahu, tidak ada berita, saya dari pokphand Mojoagung mau ke Surabaya, bawa pakan ternak,” katanya.
Atas perubahan dimajukannya jam penyekatan itu, Pramono mengeluh karena bahan bakar bisa tambah. Kalau normalnya habis Rp 250 ribu, dengan adanya ini membengkak hingga Rp 300.000 atau Rp 350.000.
“Kemungkinan perusahan tahu (Penyekatan, red), tapi tetap ini dibebankan kepada sopir, Tetap merasa pengeluaran tambah lah, kalau masalah barang kemungkinan bosnya sudah tahu, tapi tidak ada tambahan uang makan,” kata warga Perak Jombang ini.
Pramono berharap corona segera hilang sehingga tidak ada penyekatan jalan lagi. Sebab penyekatan itu merugikan para sopir.
“Pengeluaran makan tambah, juga BBM tambah, harapannya segera dihilangkan Corona ini, kalau penyekatan ini orang kecil seperti bapak ini merasa rugi, pengeluaran tambah dan penghasilan kurang atau minim,” pungkasnya. Ym

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed