SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya merayakan puncak peringatan HUT RI ke-78 dengan melaunching Sekolah Sirkular, Go Green dan Kantor Layanan LazizMu (KLL) pada Sabtu (19/8). Menariknya, sebelum launching kegiatan diawali dengan jalan sehat yang diikuti sekitar 4.000 peserta. Mulai siswa, wali murid, guru, karyawan SD Mudipat, dan pengurus PCM Ngagel. Mereka juga mendapatkan doorprize dengan beragam hadiah. Diantaranya sepeda gunung, kulkas, tivi, sepeda listrik.

Kemudian peserta jalan sehat ini juga disuguhi beragam jajanan, makanan tradisional, pernak-pernik yang ada di 54 stand bazar perwakilan tiap kelas. Stand ini berjajar di halaman Gedung Ahmad Dahlan Education Centre. Ke-54 stand bazar ini juga dilombakan. Sementara di halaman sekolah, nampak wali murid, guru dan staf bisa langsung cek kesehatan gratis. Mulai dari cek gula darah, kolesterol, darah tinggi, jantung dan asam urat.

Tepat di acara launching, dihadiri langsung Ketua Majelis Dikdasmen Jatim Prof Isa Anshori, PDM Surabaya, PCM Ngagel, Ikatan Wali Murid Muhammadiyah dan seluruh keluarga besar SD Mudipat. Dalam sambutannya Kepala SD Mudipat Edy Susanto menuturkan, launching Sekolah Sirkular tujuannya agar anak mencintai lingkungan. Dimana Sekolah Sirkular ini terbentuk 5 prinsip. “Rethink yakni mengurangi sampah. Sampah diubah jadi potensi bisa bernilai ekonomi. Seperti botol bekas. Diolah sendiri atau disetor ke bank sampah. Kalau diolah bisa jadi kursi, meja atau yang lain. Intinya mengurangi sampah,” ungkap Edy.

Kemudian Reuse atau penggunaan ulang. Sesuatu yang tidak dipakai, bisa dipakai lagi. Edy menyontohkan seperti baju bekas. Baju bekas ini bisa diolah, katakanlah diwenter alami. Sehingga kembali bisa dipakai. Selanjutnya Reduse yakni mengurangi sampah di sekolah. Seperti halnya siswa diimbau pakai tumbler, tepak untuk makanan minuman. Tidak pakai plastik kantong. Selain itu, Recycle yakni mendaur ulang. Contohnya memproses kain perca jadi keset atau bentuk yang lain. Kemudian mengolah sampah makanan, buah, sayur jadi ecoenzim. Dan memanfaatkan teknologi ringan seperti mengolah air hujan jadi air minum.
“Terakhir Repair. Sesuatu teknologi yang lama, kita repair agar bisa digunakan lagi. Misal, di sekolah ini ada komputer yang lama. Nah itu kita upgrade, kita perbaiki agar bisa digunakan kembali,” tandasnya.

Sementara untuk launching Go Green sendiri, kata Edy, tujuannya untuk melestarikan lingkungan sekitar. Go Gren juga kerja sama dengan Ikwam. Diantaranya yakni pengolahan sampah dan botol bekas. “Sedangkan KLL, kantornya juga ada di depan. Jadi bisa menggalang dana dari walimurid, siswa dan guru. Dananya digunakan untuk kepentingan sosial,” pungkasnya. (Ra, foto-foto: Bagus)