Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Dr. (H.C) H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si., hadir memberikan orasi ilmiah di hadapan 2.088 wisudawan dalam gelaran Wisuda ke-107 Jenjang Ahli Madya, Sarjana, Magister dan Doktor, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Graha Unesa pada Senin (18/9). Cak Imin memotivasi para wisudawan agar tidak berhenti belajar dan terus memberikan kontribusi terbaik untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Lulusan sekarang, lanjutnya, telah melewati berbagai masa sulit sebagai bagian dari proses pematangan kompetensi. Masa sulit itu telah melahirkan sebuah generasi yang mendorong kemajuan dan transformasi. “Masa sulit pandemi, telah mendidik dan mengajarkan generasi dengan kompetensi digital. Di sisi lain, masa sulit ini membuat kita terus peduli terhadap lingkungan hidup dan keadaan kelanjutan bangsa ini,” ucapnya.
Masa sulit, tambahnya, juga mengajarkan peran penting sains dan teknologi serta kaidah ilmiah dalam mengatasi persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesulitan pula yang mendorong masyarakat dan bangsa untuk terus menumbuhkan sense of crisis, urgensi to solve the crisis, sehingga semuanya bisa menjawab persoalan, baik skala personal, nasional maupun global. “Berbagai masa sulit dan proses itulah yang perlu disyukuri, sehingga wisudawan kali ini istimewa dan ini tentu potensi agar kemajuan, keberlanjutan dan kepekaan serta kemampuan kita to solve the problem dalam persoalan bangsa dan dunia. Ini bisa menjadi modal bagi seluruh wisudawan dan bangsa kita pada umumnya,” ucapnya.
Cak Imin juga memaparkan sejumlah tantangan konteks global yang dihadapi lulusan perguruan tinggi sekarang seperti krisis pangan, krisis energi dan krisis finansial. Akibat perang dan keterpurukan ekonomi dunia berdampak langsung pada kehidupan dan menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Tantangan lain seperti disrupsi zaman, dekadensi moral, kesehatan mental, hingga keadaan yang tidak berkeadilan, membutuhkan kesungguhan dan keseriusan untuk tidak lelah dalam melakukan perbaikan dalam penyempurnaan pembangunan nasional sehingga kehidupan Indonesia terus maju dan tumbuh. “Karenanya, kita harus selalu memberikan solusi dan kita yakin Uneaa beserta sivitas akademika dan lulusannya melalui tradisi akademik dan inovasi sistem pendidikannya yang kuat adalah bagian dari upaya untuk terus mengawal kualitas pendidikan sesuai tantangan zaman,” tandasnya.
Semua pihak, termasuk Unesa harus terus melahirkan pendidikan yang maju dan merata yang mendorong terbentuknya manusia unggul dan berdaya secara lahir maupun batin. Pendidikan yang unggul untuk melahirkan masyarakat yang madani, yaitu masyarakat yang mampu menjadi bangsa yang berorientasi pada keadilan, kebinekaan dan persatuan. Pendidikan madani mengingatkan Cak Imin pada salah satu buku yang ditulis pendidik sekaligus pakar pendidikan kenamaan, Paulo Freire. Dalam buku itu, kata Cak Imin, pendidikan harus membebaskan, bukan memberikan belenggu. Pendidikan juga harus menjadikan seluruh pelajar termasuk mahasiswa bukan objek tetapi, sebagai subyek yang aktif dan kreatif. Mahasiswa bukan saja menghafal konsep, ide dan rumus, melainkan wisudawan kali ini benar-benar menjadi agen perubahan yang memiliki kesadaran terhadap dunia dan sekelilingnya.
“Kami harapkan lulusan memiliki profil itu, yang memiliki kesadaran untuk membentuk masyarakat. Melahirkan dan membangun masyarakat madani yang akan membawa bangsa yang berkeadilan dan berkelanjutan. Ini kita wujudkan lewat transformasi mensuskeskan pendidikan dari masa usia dini, ibu-ibu hingga lansia,” kata Cak Imin memotivasi. (Ra/Bagus)