Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat, atau disingkat Geliat Airlangga kembali menggelar rapat Progres Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal Surveilans Response (AMPSR) 2023, secara online via zoom pada Rabu (22/11). Acara progres AMPSR ini diikuti narasumber dari Unair, Unicef, Dinkes Jatim (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur), Dinkes Kediri, Jombang, Jember dan Pamekasan.
Progres AMPSR ini untuk mengetahui laporan terkini mengenai kasus Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sehingga berdasarkan laporan AMPSR, maka bisa dirumuskan strategi, regulasi di tiap kabupaten/kota untuk mencegahnya.
Dr Armunanto, perwakilan UNICEF mengaku berterima kasih atas kerjasama yang sudah terjalin. Antara tim Geliat Airlangga, Unair dan Dinkes Jatim, dalam meningkatkan kesehatan ibu anak di Jatim. Dijelaskan, AMPSR ini program upaya menanggulangi, mencegah kematian perinatal sebagai penurutan AKI dan AKB. Sehingga, katanya, persalinan tidak perlu diakhiri dengan kematian ibu atau bayinya. Menurut Armunanto data Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), atau data sistem pencatatan secara digital data kematian Maternal dan Perinatal di Indonesia, kematian ibu dan bayi angkanya masih tinggi.
“Tercatat dalam MPDN hingga 13 November, ada 410 ibu meninggal dalam persalinan. Kemudian 3392 kematian bayi,” ujarnya.
Maka itu, diharapkan segera dibentuk regulasi AMPSR. Ada tim komite AMPSR. Menurut Armunanto, tim AMPSR di kabupaten/kota minimal empat kali dalam setahun melakukan pengkajian.
“Serta sudah didesiminasikan. Kemudian kabupaten/kota sudah mengakaji lintas batas. Karena kematian persalinan di wilayah empat kabupaten masih tinggi,” sambungnya.
Focal Point Geliat Airlangga, Unair-Unicef Prof Nyoman Anita Damayanti mengaku sangat penting digelarnya AMPSR. Sebab dari situ, pihaknya bisa menjaga kesehatan ibu hamil sampai persalinan.
“Alhamdulillah program ini sudah kita jalankan sejak 2015. Saya rasa MPDN sebagai alat melaporkan kematian dan AMPSR semakin bagus, berkualitas pelaksaannya,” ungkap Prof Nyoman yang saat ini sedang berada di Canbera.
Prof Nyoman pun menegaskan perlunya menguatkan komitme bersama dalam menjaga ibu hamil. “Ternyata dengan ini bisa kita jaga ibu hamil sampai melahirkan selamat anak dan ibunya,” ungkap Prof Nyoman.
Perwakilan Dinkes Jatim dr Waritsah yang tengah berada di RS Saiful Anwar Malang juga memberikan penjelasan soal AMPSR. Dia mengaku bahwa tantangannya memang besar untuk mencegah kematian ibu dan bayi. Dijelaskan, jumlah kematian ibu sejak Januari sampai September 2023, di Jatim jumlahnya ada 328 kematian. Kemudian untuk bayi, ada 1831 kematian.
“Terbanyak. Ini tantangan di Jatim. Jumlah kematian ini perlu disikapi. Saat ini ada 61 persen yang sudah melakukan AMPSR Maternal. Dalam satu tahun empat kali. Kemudian 42,1 persen perinatal. Nanti juga kita akan menguatkan AMPSR Perinatal di tujuh kabupaten/kota. Semoga intervensi Geliat Airlangga, Unair-Unicef berjalan dengan lancar,” harap Waritsah. (Ra/Bagus)