UNESA Village Award Diapresiasi Menteri Desa PDTT

Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Pusat Studi Pengembangan Pedesaan, LPPM memberikan penghargaan kepada desa cerdas nasional dalam awarding yang berlangsung di Auditorium, Lantai 11, Rektorat, Kampus Lidah Wetan, pada Kamis (30/11).

Lomba Desa Cerdas Nasional yang diikuti desa berbagai daerah seluruh Indonesia ini dihadiri langsung dan diapresiasi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Menteri Desa PDTT), Abdul Halim Iskandar. 

Gus Halim (sapaan akrabnya) menyebutkan bahwa UNESA Village Award bisa berdampak langsung pada pembangunan daerah dan pengembangan kualitas hidup masyarakat pedesaan. Strategi pembangunan nasional negara di dunia, lanjutnya, menggunakan desa cerdas yang dapat mendorong percepatan pembangunan dari 40 tahun menjadi 10 tahun.

“Kalau manual butuh waktu 40 tahun untuk perkembangan desa. Dengan digital kita hanya butuh 10 tahun. Kita hemat 30 tahun atau 1 generasi. Itulah, di Kementerian Desa terus digalakkan desa cerdas, desa digital bahkan kita juga melakukan pelatihan terhadap duta digital dan kader digital desa,” ucapnya.

Baca juga  Dirjen Diktiristek Resmi Membuka Konaspi XI di UNESA, Wujudkan indonesia Emas

Kenapa bisa terjadi percepatan? Kata Mendes PDTT, sederhana, kuncinya yaitu data. Karena itu, kepada seluruh kades dan lurah agar dalam setiap mengambil kebijakan benar-benar didasarkan data, bukan asumsi. Kades atau lurah harus mengetahui persis dan detail serta mengupdate data di desanya secara berkala.

“Kalau kades ditanya soal warga desanya, terus jawabnya berdasarkan data lima bulan lalu, itu lewat. Dinamika kependudukan di desa sangat tinggi. Ada yang pindah, kawin, cerai, datang, pergi, dan sebagainya. Maksimal update data itu satu bulan, itu maksimal. Paling top, kalau datanya seminggu yang lalu. Topnya lagi ketika ditanya, jawabnya data kemarin,” tutupnya.

Kepala LPPM UNESA, Muhammad Turhan Yani, mengatakan, Lomba Desa Cerdas Nasional yang diikuti desa berbagai daerah seluruh Indonesia ini menggunakan enam indikator penilaian yang terdiri dari masyarakat cerdas, ekonomi cerdas, tata kelola cerdas, lingkungan cerdas, kehidupan cerdas dan mobilitas cerdas.

Baca juga  Forum IIA Pertamina, Ajak Mahasiswa ITS Wujudkan Ketahanan Energi

“Program perdana ini kami luncurkan sejak Oktober 2023, pendaftaran, penilaian dan pengumuman. Dari keseluruhan peserta diambil 10 terbaik untuk melakukan pemaparan tadi pagi dan sekarang pengumuman. Mudahan kegiatan ini bermanfaat bagi kita semuanya dan bagi bangsa Indonesia,” ucap guru besar FISH itu.

Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Inovasi, Publikasi, dan Pemeringkatan Universitas, Junaidi Budi Prihanto, mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud komitmen dan keberhasilan Kemendes PDTT bersama UNESA dalam mendorong inovasi desa cerdas yang berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

UNESA Village Award merupakan wujud nyata dari upaya UNESA untuk mendukung serta memperluas pengaruh inovasi cerdas di desa-desa. Kegiatan ini bukan tentang penghargaan, tetapi membangun jaringan yang kuat antara lembaga pendidikan, pemerintah dan masyarakat dalam mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.

Baca juga  Unusa Luncurkan Mobil Water Treatment dan Incinerator untuk Pesantren

UNESA Village Award 2023 berhasil didapat desa dengan skor terbaik. Juara 1 diraih Desa Wates, Kabupaten Blitar dengan skor 541. Kemudian juara 2 didapat Desa Papayan, Tasikmalaya dengan skor 494, dan juara 3 Desa Sendangagung Lamongan dengan skor 426. Adapun desa yang masuk 10 besar yaitu Desa Sendangagung, Lamongan (Jatim), Desa Papayan Tasikmalaya (Jabar), Desa Dieng Kulon, Banjarnegara (Jateng), Desa Wates, Blitar (Jatim), Desa Doudo, Gresik (Jatim), Desa Kertayasa, Kuningan (Jabar), Desa Masaran, Trenggalek (Jatim), Desa Gili Gede Indah, Lombok Barat (NTB), Desa Punggul, Badung (Bali), dan Desa Baturagung, Grobogan (Jateng). (Ra/Bagus)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed