FTMM Unair Gelar Seminar Nasional Chat GPT

Fakultas Teknologi Maju dan Multidisplin (FTMM) Universitas Airlangga (Unair) menggelar seminar nasional bertajuk “Chat GPT di Perguruan Tinggi: Pro dan Kontra Pelaksanaan Tri Dharma dengan Kecerdasan Buatan”, Selasa (19/12) di lantai 9 Gedung GKB Kampus C Unair.

Seminar nasional ini menghadirkan Sekretaris Jendral Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Ainun Na’im. Di paparannya, Prof Ainun mengakui bahwa perkembangan Chat GPT paling cepat diantara aplikasi lainnya seperti facebook dan instagram.

“Jumlahnya penggunanya Chat GPT sudah 1 juta dalam beberapa hari. Indonesia penggunanya 5,99 persen. Peringkat ketiga setelah Amerika dan India,” ungkapnya.

Lebih itu, Prof Ainun membenarkan bahwa Chat GPT membawa manfaat besar untuk perkembangan dunia pendidikan. Namun demikian, katanya, juga ada mudharatnya. Misalnya dalam hal pembuatan tugas atau proposal dan lainnya. Dimana mahasiswa bisa mendapat refrensi banyak yang nantinya bisa dijadikan acuan untuk membuat tugasnya. Namun, juga ada yang tinggal copas. Ini yang tidak boleh.
“Manfaat besar. Mudharat juga ada. Kita harapkan mahasiswa bisa memahami manfaat dan mudharatnya dari Chat GPT,” tegasnya.

Baca juga  Alhamdulillah, Gaji Guru Honorer Naik Rp 2 Juta

Ketua pelaksana seminar Ilma Amalina menuturkan, sebagaimana diketahui bahwa kecerdasan buatan seperti Chat GPT sudah merambah semua elemen. Termasuk merambah dunia pendidikan.

Dijelaskan, perkembangan teknologi pasti ada positif dan negatifnya. Sementara anak zaman sekarang, dalam pengamatan Ilma, seperti mahasiswa senengnya nyari yang instan untuk tugas. “Di Chat GPT itu ‘kan tersedia. Itu memang memudahkan, tapi ‘kan harus diolah lagi. Nggak hanya copy paste. Harus critical thinking,” sambung Ilma yang juga Dosen Rekayasa Nantoteknologi  FTMM Unair.

Tujuannya, lanjut Ilma, mahasiswa bisa dengan bijak menggunakan teknologi AI dalam mengerjakan tugas. Tak sampai plagiasi dari artikel yang dipublikasikan. Etikanya, tegas Ilma, memang tidak boleh ada plagiasi dalam suatu karya ilmiah, atau proposal.

Baca juga  Kemenag Rumuskan Pendidikan Berbasis Cinta

“Jadi diajarkan bertanggung jawab menggunakan teknologi. Ini yang kita sampaikan di seminar ini,” jelasnya. (Ra/Bagus, foto: Bagus)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed