Sistem Informasi Kota Layak Anak Surabaya (SITALAS), yang telah dikembangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, sejak dua tahun terakhir, menjadi model referensi tingkat nasional.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad dalam sosialisasi dan pemanfaatan SITALAS, di Ruang pelatihan Sawunggaling Lantai 6, Kantor Pemkot Surabaya, Jumat (11/4). Sosialisasi tersebut dihadiri oleh Forum Anak Surabaya (FAS), perwakilan Perangkat Daerah (PD), kecamatan, dan kelurahan.
Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat mengatakan, United Nations Children’s Fund (UNICEF), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sangat mengapresiasi keberadaan SITALAS.
“Mereka menilai SITALAS sebagai platform inovatif, yang mampu menampung suara dan usulan anak-anak Kota Pahlawan, secara nyata,” ujarnya.
Irvan menjelaskan, bahwa SITALAS kini diadaptasi menjadi Sistem Usulan Anak Nasional (Suara Makna) dan diterapkan, di berbagai daerah di Indonesia. Meski demikian, Irvan menyebut SITALAS memiliki keunggulan signifikan, dibandingkan versi nasionalnya, yaitu anak-anak dapat mengakses dan memasukkan usulan, selama 24 jam dalam sehari.
“Tidak hanya itu, mereka (anak-anak), yang melapor bisa melihat secara langsung bukti dukung realisasi usulan mereka, apakah sudah ditindaklanjuti dan sudah sejauhmana. Ini merupakan bentuk akuntabilitas dan transparansi yang nyata, serta menjadi praktik partisipasi, baik anak dalam pembangunan di Kota Surabaya,” jelas Irvan.
Ia memahami, bahwa pengguna SITALAS bukan hanya Forum Anak Surabaya, tetapi juga Forum Anak Kecamatan dan Forum Anak Kelurahan. Sehingga setiap wilayah administratif memiliki saluran, untuk menyuarakan aspirasi dan harapan anak-anak, di lingkungannya masing-masing.
Lebih lanjut Irvan menyampaikan, bahwa SITALAS berkontribusi dalam penyediaan layanan data anak, yang komprehensif. “Data ini akan menjadi sumber penting, dalam perencanaan anggaran di setiap kelurahan dan kecamatan, untuk menyelesaikan permasalahan anak yang dialami di setiap wilayah,” paparnya.
Dalam kegiatan tersebut, tak ketinggalan Irvan juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya, kepada Forum Anak Surabaya yang terus aktif menjadi pelopor, pelapor, dan penggerak utama, dalam memastikan anak-anak didengar dan dihargai, dalam pengambilan keputusan publik.
“Dari pelatihan hari ini, kami berharap seluruh OPD, kecamatan, dan kelurahan, dapat memahami cara kerja dan peran strategis SITALAS, memanfaatkan fitur-fitur di dalamnya secara maksimal, dan menyadari, bahwa membangun kota yang ramah anak, adalah tanggung jawab kolektif kita semua,” tuturnya.
Irvan menambahkan, pemantauan Aplikasi SITALAS dilakukan, oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk (DP3A-PPKB), tujuannya agar setiap kasus dapat direspon dengan baik.
“Jikapun ada kasus yang sulit diselesaikan, oleh pihak kelurahan dan kecamatan, DP3A-PPKB akan berkoordinasi dengan Aparat Penegak Hukum (APH), untuk tindakan lebih lanjut,” pungkas Irvan. (yunus)