Kemenag Pastikan Pelayanan Jamaah di Saudi 100 Persen

Saat menggelar rapat di Kantor Urusan Haji, Jeddah, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan jika pelayanan jamaah haji di Saudi hampir 100 persen.

Rapat ini digelar begitu Menag tiba di Arab. Rapat juga dihadiri Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nizar, Konjen RI Jeddah Moh Hery Sarifudin beserta jajarannya, Sekretaris Ditjen PHU Ramadan Harisman, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, serta Staf Teknis Urusan Haji beserta jajarannya.

Lukman bersyukur progres penyediaan layanan jamaah haji sudah rampung.

“Saya minta persiapan layanan ini terus dikawal dan dimonitor sehingga pada saatnya bisa berjalan lancar,” kata Menag dalam rilis berita yang diterima majalahnurani.com Senin (27/5/2019).

Dalam kesempatan rapat tersebut, Menag secara khusus menyoroti dua hal pokok. Pertama, layanan yang setiap tahun diberikan kepada jamaah, seperti akomodasi, konsumsi, transportasi dan kesehatan.

Kedua, layanan yang baru pertama kali dilaksanakan tahun ini yang membutuhkan konsentrasi dan kesungguhan penanganan.

“Pengurusan bagasi dari bandara ke hotel jamaah perlu dipersiapkan dengan matang. Misalnya, apabila bagasi sampai duluan di hotel bagaimana? Atau jika bagasi tiba belakangan di hotel, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menunggu. Hal ini harus disosialisasikan ke jamaah agar mereka tidak kecewa,” papar Menag.

Hal lain yang dibahas dalam rapat terkait kategorisasi koper berdasarkan warna. Menag minta agar prosedur penanganannya disiapkan sejak awal, termasuk apabila ada bagasi jamaah yang di antara ke hotel lainnya.

NOMOR TENDA

Rapat juga membahas masalah penomeran tenda di Armina. Kalau selama ini dilakukan oleh Muassasah, tahun ini penomoran dan penempatan jamaah di tenda Arafah dilkukan oleh Kemenag. “Perlu dibuatkan identitas tenda yang jelas, berdasarkan kloter, regu dan rombongan,” pesan Menag.

Pemberian layanan fast track juga perlu diantisipasi, terutama untuk jamaah haji gelombang kedua yang mendarat di Jeddah. Mereka perlu dikondisikan untuk berpakaian ihram sejak dari Tanah Air karena tidak cukup waktu bagi jamaah untuk berganti pakaian ihram di bandara seiring layanan imigrasi yang semakin cepat.

“Pemberian makanan siap saji pada 8 Dzulhijjah siang hari dan 9 Dzulhijjah malam hari juga harus dipastikan kemasan dan teknis penyajiannya. Perlu antisipasi juga bila terjadi keterlambatan dalam distribusi makanananmakanan, langkah apa yang dilakukan,” lanjutnya.

BUS SHALAWAT

Menag juga minta Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk mengantisipasi penumpukan jemaah di terminal Syib Amir Makkah, jelang puncak haji. Menurutnya, perlu diperbanyak petugas di terminal tersebut karena menjadi konsentrasi jemaah Indonesia. Kondisi ini berbeda dengan jemaah yang ke Masjidil Haram melalui terminal Jiyad dan Bab Ali.

Tahun ini, Muassasah menjanjikan akan meminjamkan 100 motor di Mina. Menag minta penanganan distribusi motor ini diperjelas agar pemanfaatannya optimal.

Dari Jeddah, Menag malam ini bertolak ke Makkah. Besok, Menag akan meninjau kesiapan layanan akomodasi di Kota Kelahiran Nabi. Menag juga akan melakukan simulasi layanan bus shalawat. 01/Bagus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *