Sulitnya Berbuka Puasa Saat Total Lockdown di India

Tahun ini kelima kalinya saya puasa di India sejak September 2015 bertugas di WHO SEARO.

Puasa kali ini cukup “besar” perbedaannya daripada tahun-tahun yang lalu. Tentu karena Covid-19 sedang melanda.

Biasanya setiap tahun di hari-hari sebelum puasa, atau hari-hari pertama puasa, saya ke Jakarta (saya memang sebulan sekali ke Jakarta, dan di India tinggal sendiri saja).
Dan kembali ke India membawa persediaan makanan untuk sebulan puasa.

Yang “wajib” dibawa antara lain adalah:
– 50 bungkus kecil es buah, karena saya selalu buka puasa dan sahur minum es buah.

– puluhan bungkus kecil rendang, sambel goreng ati dan teri kacang, untuk menu buka puasa dan sahur, satu bungkus sudah dikemas dari Jakarta untuk satu kali makan, sehingga cukup untuk sebulan puasa dan bahkan beberapa minggu sesudahnya.

Baca juga  Unusa dan CT ARSA Kolaborasi Sediakan Air Bersih di Lokasi Strategis

Semua Tutup

Nah, tahun ini India totally lockdown sejak 25 Maret 2020, praktis semua tutup. Bandara dan semua penerbangan juga tutup. Sehingga rencana saya pulang ke Jakarta (tadinya tanggal 10-14 April) jadi batal.

Tadinya saya masih “berharap” karena total lockdown ini sampai 14 April. Jadi mungkin 15 April bisa “ambil bekal” ke Jakarta. Ternyata, dilanjutkan dengan lockdown 2.0 sampai 3 Mei 2020. Pupuslah sudah harapan.

Terus terang saya tidak bisa masak sama sekali (kecuali menghidupkan Rice Cooker untuk nasi, ketek masak air listrik serta microwave).

Semua restoran di New Delhi juga tutup. Jadinya Kamis sehari sebelum puasa saya melakukan skrining di lemari es, dan Alhamdullilah saya “berhasil menemukan:
– 8 bungkus kecil sambel goreng kentang ati masakan rumah Jakarta.
– 2 plastik rendang yang dikasih guru ngaji di Jakarta beberapa bulan yang lalu.
– 4 bungkus rendang dalam kemasan (prepacked)
– 2 bungkus kecil es buah.

Baca juga  Meski Ada Resolusi DK PBB, Israel Laknatullah Masih Bombardir Gaza

Mencuri Kesempatan

Kesimpulannya, sampai 15-20 hari puasa saya masih akan aman dan bisa tetap makan makanan Indonesia.

Mudah-mudahan saja tidak dilanjutkan Total Lockdown 3.0. Sehingga restoran pada buka dan saya bisa berbuka dengan masakan India (walaupun tentu tidak terlalu “maknyus” rasanya ya).

Yang jelas, hari pertama puasa Jumat kemarin saya bisa berbuka dengan es buah, nanti sore juga masih es buah dari Jakarta, besok-besok nampaknya minum jus kotak India saja.

Ngabuburit saya kadang-kadang “mencuri kesempatan” untuk jalan di dalam kompleks.
Seperti di foto ini maka jalanan kosong melompong. Saya biasanya jalan sore sambil bawa plastik sehingga disangka baru dari toko beli buah atau roti.

Baca juga  PBNU: Pengaku Nabi Harus Diusut Tuntas

*Dari penuturan Prof Tjandra Yoga Aditama, Mantan DirJen P2P Kemenkes dan Mantan Kepala Balitbangkes, yang kini menjabat Direktur WHO SEARO Bidang Penanggulangan Penyakit Menular, kepada majalahnurani.com*

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed