BOR Semua Daerah Turun, Benarkah Wabah Corona Segera Berakhir?

Ada berita gembira dari beberapa daerah terutama di Jawa berkaitan dengan wabah Corona. Rata rata mereka mengatakan bahwa tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit mengalami penururan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan tingkat BOR di rumah sakit rujukan COVID-19 Jakarta mulai turun. Keterisian tempat tidur isolasi kini 69 persen, sedangkan keterisian ruang ICU 90 persen.
“Angka keterisian tempat tidur turun terus, sekarang sudah 69 persen, ICU turun menjadi 90 persen,” kata Riza kepada wartawan, Selasa (27/7).
Sebelumnya diberitakan, BOR di RS rujukan Corona di DKI kini sebesar 73 persen pada Senin (27/7) kemarin. Riza meminta masyarakat melaksanakan protokol kesehatan ketat dan berada di rumah jika tidak ada kebutuhan mendesak.
Di tempat terpisah, walikota Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan ada tren baik terkait tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di wilayahnya. Namun, angka tersebut dinilai masih fluktuatif.
“Ada tren membaiknya tingkat keterisian tempat tidur (BOR),” kata Bima Arya kepada wartawan, Senin (26/7).
Politkus PAN ini mengatakan keterisian tempat tidur di sejumlah rumah sakit di Kota Bogor menyampai angka 65%. Sementara untuk ruang intensive care unit atau ICU mencapai angka 88%.
“BOR rumah sakit di Kota Bogor) 65 persen, (BOR khusus ICU) 88 persen. Kira-kira 5-6 hari. Tapi masih fluktuatif,” ucap Bima.
Tiga pekan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dilanjutkan dengan Level 4, pada 3-25 Juli, juga diyakini berdampak signifikan bagi tingkat BOR di Semarang, Jawa Tengah, dalam menampung pasien Covid-19.
Salah satunya terlihat di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang yang dikelola Kementerian Kesehatan dan menjadi Rumah Sakit rujukan utama pasien Covid-19 di ibu kota provinsi Jateng tersebut.
“Kalau memang melihat seminggu ini trennya sangat bagus, turun banyak. Terlihat jelas di IGD, saat PPKM Darurat diterapkan masih ada banyak pasien di IGD menunggu masuk tapi sekarang kondisi IGD bersih. Secara umum bisa dikatakan BOR nya turun, tadinya 92 persen pasien covid, sekarang jadi 66 persen dari tempat tidur isolasi,” ungkap Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Kariadi, Dr. Agoes Oerip Poerwoko.
Kabar yang sama juga datang dari Surabaya. BOR atau keterisian kamar di Rumah Sakit (RS) Kota Surabaya menurun 7 persen. Dari sebelumnya tercatat sekitar 90 persen menjadi 83 persen. Dengan demikian, banyak pasien Covid-19 mulai sembuh dan tidak lagi dirawat di rumah sakit.
”BOR rumah sakit di Surabaya dari 90 persen sekarang sudah 83 persen,” ungkap Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi usai menerima bantuan dari Yayasan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Jawa Timur di halaman Balai Kota Surabaya, Senin (26/7).
Dikatakan, penurunan BOR di rumah sakit ini disebabkan beberapa faktor. Salah satunya adalah penambahan rumah sakit baru. Contohnya, Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT), Kedung Cowek. “Karena banyak rumah sakit yang kita buka. Seperti Rumah Sakit Lapangan Tembak,” ujarnya.
Meski demikian, Wali Kota Eri Cahyadi meminta kepada warga agar tidak melihat dari sisi BOR rumah sakit. Sebab, sebagai Ibu Kota Provinsi Jatim, tentu saja rumah sakit di Surabaya menjadi rujukan pasien bagi kota/kabupaten yang mengalami kondisi berat.
“Jadi jangan dilihat Surabaya dari BOR RS. Kalau lihat BOR Surabaya dari RS, kesusahan,” tambahnya.
Sebelumnya
Presiden Joko Widodo juga menyatakan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdampak positif dengan turunnya BOR rumah sakit rujukan Covid-19. “Kita bersyukur setelah dilaksanakan PPKM Darurat, terlihat dari data, penambahan kasus dan kepenuhan bed rumah sakit mengalami penurunan,” kata Presiden dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/7)
Semua berharap, semoga BOR rumah sakit rujukan covid 19 terus menurun dan wabah segera berakhir. (01)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed