Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya mengimbau masyarakat agar tetap saling menghormati, menjalin silaturahmi dan jangan terprovokasi oleh derasnya pemberitaan bedanya Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 H.
Ini disampaikan Sekertaris PDM Surabaya, Ustaz Catur Anang Hutoyo saat menggelar konferensi pers pada Kamis (20/4) di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jalan Wuni No 9 Genteng, Surabaya.
Dijelaskan bahwa Muhammadiyah sudah menetapkan hari raya jatuh pada Jumat 21 April 2023. Sedang lainnya, masih menunggu hasil keputusan sidang isbat Kamis sore.
“Kita berharap bisa berhari raya sama pada Jumat. Jika berbeda hari Sabtu, hendaknya kita bisa saling menghormati, menjalin silaturahmi,” ungkapnya diwawancarai Bagus wartawan majalahnurani.com.
Ustaz Catur mengakui jika beda hari raya sering dijumpai di kehidupan masyarakat dan tetap terjaga kerukunannya. Perbedaan ini lantaran metode yang digunakan Muhammadiyah berdasar metode hisab.
“Besok Jumat kita melaksanakan sholat Idul Fitri. Karena berdasar Hisab Muhammadiyah mengikuti wujudul hilal bahwa hasilnya bulan baru nampak kurang lebih 1 derajat 70 detik. Sehingga bulan sudah sungguh wujud,” sambungnya.
PDM Surabaya juga menggelar sholat Idul Fitri di 101 titik masing-masing cabang dan ranting. Sholat Idul Fitri ini akan digelar di tanah lapang maupun ruas jalan.
“Alhamdulillah perizinan ini sudah kami sampaikan ke Pemkot dan Polrestabes Surabaya. Dimana tempat dan siapa saja khotibnya,” jelas dia.
Soal takbiran, lanjut Ustaz Catur, diimbau warga Muhammadiyah dan simpatisan, agar takbiran dengan menggunakan sound dalam. Namun itu tergantung di masing-masing wilayah. Selain itu dia meminta agar warga Muhammadiyah tak menggelar open house terlebih dulu sampai dengan di hari berikutnya.
“Yang penting saling menghargai bagi yang belum takbiran. Karena perbedaan itu bagian dari rahmat,” tandasnya. Bg
