Forum Mubes Alim Ulama NU berkumpul di Ndalem Kasepuhan PP Al-Kholiliyah An-Nuroniyah Demangan, Madura. Forum ini berisi kumpulan kiai NU. Mereka sepakat digelar Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk PBNU.
Para kiai dan pengasuh pondok pesantren ini di antaranya Pengasuh Ponpes Denanyar Jombang KH Abdussalam Shohieb, Pengasuh Ponpes Bima Cirebon KH Imam Jazuli, Pengasuh Ponpes Gasek Malang KH Marzuki Mustamar, Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso KH Fahmi, dan Pengasuh Ponpes Mahadul Ilmi, Sarang, Rembang KH Imam Baehaqi. Selain itu hadir KH Muhaimin, KH Rosihin Roghibi, KH Sholahuddin Azmi, KH Dimyati, KH Nasirul Mahasin, KH Haidar Muhaimin, serta KH Aguk Irawan.
Seruan MLB itu dinilai sarana koreksi langkah PBNU hasil Muktamar Lampung. Adapun seruan MLB NU ini menjadi satu dari delapan Amanah Bangkalan hasil keputusan forum Mubes Alim Ulama NU.
Juru Bicara Munas Alim Ulama NU KH Abdussalam Shohieb mengaku elite PBNU telah jauh membawa NU ke ranah politik praktis. Gus Salam menilai fenomena ini tampak begitu nyata menjelang, saat, hingga setelah Pemilu 2024.
Menurutnya elite PBNU tidak malu-malu terlibat aksi dukung mendukung hingga menyediakan panggung bagi elit politik yang terlibat dalam kontestasi Pemilu 2024.
“Manuver-manuver elit PBNU hasil Muktamar Lampung nyata-nyata merupakan pelanggaran berat terhadap qonun asasi, AD/ART, Perkum, serta etika dan moral berorganisasi,” ujarnya dalam keterangan pers Selasa (19/8).
Gus Salam mengatakan pasca-Pemilu 2024, manuver politik PBNU ini ternyata tidak berhenti. Bahkan agresivitas petinggi PBNU dalam politik kekuasaan memicu keresahan warga nahdliyin di berbagai wilayah Indonesia.
“Dengan dalih ingin membenahi PKB, elit PBNU membuka front terbuka untuk menyerang PKB baik secara kelembagaan maupun personal,” tegasnya. (Bagus)