Gerakan dakwah Muhammadiyah yang begitu nyata berusaha memberikan solusi atas berbagai persoalan keumatan dan kebangsaan, sehingga Prof Dr Haedar Nashir selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah begitu aktif melakukan kunjungan ke berbagai daerah termasuk di kota Surabaya dan daerah lainnya di Jawa Timur seakan tanpa lelah terus melangkah, menyapa dan memberi motivasi yang menginspirasi untuk penguatan dakwah Muhammadiyah.
Demikian disampaikan Hamri Al Jauhari selaku Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Surabaya saat menjemput kedatangan Prof Dr Haedar Nashir ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya didampingi Dr dr Sukadiono MM dan Prof Dr Biyanto selaku Ketua dan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, yang juga didampingi Prof Dr Zaenuri, setelah kemarin berkegiatan di Gresik dilanjut ke Surabaya mengunjungi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya, dan setelah melakukan safari dakwah di masjid Gunungsari Indah Surabaya.
“Kunjungan beliau ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya merupakan momen yang tepat karena selama bulan September 2024 ini menggelar agenda Milad Seabad Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya yang berdiri pada 14 September 1924,” ujarnya.
Dan di usia Seabadnya ini, berusaha mengembangkan layanan kesehatan dengan membeli exhotel Walisongo yang tepat berada dibelakang gedung RS PKU Muhammadiyah Surabaya.
Selanjut Prof Dr Haedar Nashir menyampaikan, Syukur Alhamdulillah, PDM Surabaya bersama Majelis Pembina Kesehatan dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya serta warga Muhammadiyah Surabaya saling bahu membahu dalam dakwah kesehatan, perjuangan panjang telah dilalui teruskan upaya pengembangan untuk memasuki abad keduanya yang lebih berkemajuan.
Drg Devita Eryani selaku direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya menyampaikan, Syukur Alhamdulillah Prof Dr Haedar Nashir bisa mengunjungi rumah sakit PKU Muhammadiyah Surabaya ditengah padatnya agenda beliau, dan saat kunjungan ini sedang dilakukan kegiatan khitanan massal sebanyak 113 anak yang dilayani sejak pagi hingga siang, antusias warga Surabaya begitu tinggi untuk mengikuti beberapa agenda kegiatan milad Seabad Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya.
“Walaupun singkat, kunjungannya tetapi pesan yang diberikan kepada kami begitu mendalam untuk terus berkembang dan berkemajuan dalam dakwah kesehatan,” katanya.
Sebagai tema milad Seabad Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya untuk Berkhidmat Melayani Umat, sehingga kami berusaha seoptimal mungkin untuk Istiqomah menjalankan amanah berkhidmat melayani kesehatan umat.
Dan Prof Haedar merasa senang mengetahui secara langsung layanan kami dan gebyar Milad Seabad serta melihat exhotel Walisongo untuk pengembangan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya.
Selanjutnya Dr dr. Sukadiono menginformasikan ke Prof Haedar bahwa di belakang gedung ini ada makam KH Mas Mansur di komplek makam dan Madjid Sunan Ampel Surabaya, mendengar informasi tersebut beliau bersama rombongan menuju lokasi.
Andi Hariyadi selaku Ketua Majelis Pustaka Informatika dan Digitalisasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya sambil berjalan mendampingi Prof Haedar menjelaskan, peran KH Mas Mansur dan dr Sutomo dalam menginisiasi berdirinya layanan kesehatan masyarakat begitu tinggi sehingga berdirilah Balai Kesehatan Muhammadiyah ini, kemudian dilanjut dr H Muhammad Suwandi yang menjadi pejuang kesehatan dimasa perang kemerdekaan dan namanya diabadikan sebagai salah satu rumah sakit di Surabaya.
“Begitu juga dr H Muhammad Khusnuljakin yang begitu gigih berjuang hingga sempat di tahan di penjara Kalisosok Surabaya dan selepas dari penjara menghidupkan kembali layanan kesehatan masyarakat di Surabaya,” paparnya.
Lanjut Andi yang juga pegiat sejarah Muhammadiyah Surabaya saat di depan area makam menambahkan, makam KH Mas Mansur berada satu komplek dengan makam KH Hasan Gipo, yang keduanya begitu berjasa dalam dakwah dimana KH Mas Mansur saat itu sebagai Ketua Muhammadiyah Cabang Surabaya kemudian menjadi ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan KH Hasan Gipo saat itu selaku ketua Tanfidziah PBNU.
Dan KH Hasan Gipo merupakan sepupu dari KH Mas Mansur, dan di komplek makam ini juga terdapat makam KH. Mas Ahmad Mardjuki ayah dari KH Mas Mas Mansur yang bersahabat dengan KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah yang sering bersilaturahmi untuk saling berkunjung.
Mendengar uraian tersebut Prof Haedar menambahkan, kita harus banyak belajar terhadap perjuangan KH Mas Mansur dan KH Hasan Gipo yang begitu tinggi perjuangan dakwahnya dan tetap menjaga ukhuwah.
Dr dr. Sukadiono menambahkan, kunjungan ke makam KH. Mas Mansur dan KH Hasan Gipo ini bisa menambah wawasan kita dalam berdakwah khususnya generasi muda karena dapat menginspirasi dakwah yang mencerahkan dan penuh persaudaraan. (Bagus)