Dalam siaran pers PP Muhammadiyah turut prihatin adanya upaya bom bunuh diri yang terjadi belum lama ini.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berharap agar jangan sampai terulang lagi kejadian seperti itu.
Oleh sebab itu Muhammadiyah menyarankan strategi yang mungkin bisa diterapkan dalam menangkal radikalisme yang masih bermunculan.
“Penegak hukum atau kepolisian harus menegakkan hukum seadil-adilnya dan transparan. Pelaku teror perlu digiring ke pengadilan supaya akar persoalan bisa terungkap,” ujarnya Kamis (6/6/2019).
PENDEKATAN SOFT
Haedar menyatakan, jika dulu para pelaku yang diduga terisi langsung ditembak, maka sekarang pendekatannya lebih soft tetapi tetap di jalur hukum.
Dengan membawa kasus itu ke pengadilan, lanjut dia, maka motif pelaku serta jaringan di belakangnya bisa diketahui dengan jelas.
“Yang kedua pemerintah harus mulai punya strategi yang lebih progresif dalam memecahkan masalah kesenjangan. Berbagai macam kekerasan tumbuh dalam situasi yang antagonis, terutama kesenjangan sosial,” tambahnya.
Haedar mengungkapkan tak jarang orang menjadikan itu sebagai pembenaran untuk melakukan tindakan anarkistis. Oleh karena itu, persoalan kesenjangan sosial harus diperhatikan dan diatasi.
RADIKALISME POLITIK
Yang ketiga, masyarakat harus punya strategi kebudayaan, yakni menjadikan gotong-royong dan kebersamaan untuk menciptakan situasi sosial yang kondusif dan ada zona tidak toleran terhadap berbagai kekerasan.
Dia meyakini jika kekerasan bisa tumbuh dalam konteks aktualisasi massa, kalau dulu ada gerakan petani radikal, kalau sekarang politik radikal.
“Radikalisme politik muncul karena masyarakat marah, sehingga harus ada banyak ruang sosial yang diciptakan bersama,” tandas dia. 01/Bagus