Bagi Kementerian Kesehatan, total jamaah haji 231.000 tahun ini menjadi tantangan tersendiri mengingat meningkatnya jumlah jamaah haji risiko tinggi serta perbedaan kondisi Iklim.
LAMA PERJALANAN
Kepada majalahnurani.com, dalam siaran persnya, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan tantangan yang seringkali dihadapi ialah beragamnya kondisi fisik, serta kondisi iklim dan lingkungan di Arab Saudi yang berbeda dengan kondisi di Indonesia.
Seperti perbedaan musim, kelembaban udara yang rendah, perbedaan lingkungan sosial budaya, keterbatasan waktu perjalanan ibadah haji dan kepadatan populasi jamaah haji dapat berdampak terhadap kesehatan jamaah haji.
Lamanya perjalanan haji di pesawat juga akan mempengaruhi kondisi kesehatan jamaah karena beberapa keadaan yang sakit dapat timbul dan memperberat keadaan jamaah yang mempunyai penyakit sebelumnya.
Menurutnya, selama penerbangan kondisi lingkungan udara berbeda dengan kondisi lingkungan daratan.
“Bertambahnya ketinggian dan berkurangnya kadar oksigen dan dapat menyebabkan sakit atau rasa tidak nyaman pada tubuh jemaah selama perjalanan seperti gangguan pernapasan, deep vein thrombosis, dehidrasi, jet lag, dan mabuk udara,” kata Menkes, Rabu (12/6/2019).
Berdasarkan catatan Kemenkes, Menkes menyebutkan pada 2018 sebanyak 2.366 jamaah haji mengalami sakit saat tiba di Arab Saudi, dan beberapa di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi.
Hal tersebut juga terjadi ketika masa pemulangan. Faktor kondisi lingkungan di pesawat menjadi pertimbangan pemulangan jemaah haji yang sakit.
Pada tahun lalu, tercatat sebanyak 54 jamaah haji masih tertinggal di Rumah Sakit Arab Saudi pascaoperasional karena kondisi kesehatan yang belum laik terbang.
Nila berharap pelayanan kesehatan penerbangan haji tahun ini dapat berjalan lebih baik. Para petugas Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) diharapkan akan mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal baik sebelum keberangkatan, selama penerbangan, baik saat di Arab Saudi maupun setelah kembali ke Tanah Air.
PENAMBAHAN PERSONEL
Saat ini jumlah TKHI sebanyak 1.521 orang dan 306 Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan. Dengan adanya rencana penambahan 10.000 kuota haji, maka akan dibutuhkan penambahan personel.
“Mereka diharapkan dapat melakukan sosialisasi dalam bentuk promotif dan preventif kepada jamaah di tingkat kabupaten/kota pada tahap awal dan selama masa tunggu,” terang Menkes.
Selain itu, para jamaah diharapkan telah mendapatkan konseling kesehatan.
“Untuk mengendalikan faktor risiko kesehatan berdasarkan hasil pemeriksaan sebelum keberangkatan maupun saat di Tanah Suci,” tandas dia. 01/Bagus