Smamda Ajari Siswa Australia Membatik

Siang itu, Selasa (18/6/2019) Jane merasa kesulitan ketika memberi warna cat pada garis huruf yang terdapat di kaos putih. Saat itu dia tengah belajar membatik.

“This is my first time. Of course, my experience,” tutur Jade ketika berbincang dengan majalahnurani.com.

Jane dan Karah merupakan dua dari 13 siswa Lorne P12 College Victoria Australia yang menjadi tamu kehormatan SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda). Mereka juga di dampingi dua guru Lorne P12.

Lorne P12 adalah sister school yang selama 10 tahun ini bekerjasama dengan Smamda. Setiap dua tahun sekali masing-masing sekolah saling mengunjungi.

BELAJAR BUDAYA

Darcy, salah satu guru Lorne P12, mengakui jika kemitraan ini sekolahnya dengan Smamda sudah terjalin selama 10 tahun.

“Tiap dua tahun kita mengunjungi Smamda. Begitu juga dengan Lorne,” ungkapnya.

Menurutnya, di Lorne P12, tidak ada membatik. Dia bersyukur karena siang itu menjadi kesempatan luar biasa baginya dan siswanya.

“Disini kita juga bisa belajar budaya Surabaya, Indonesia. Hubungan dua sekolah ini bagus bagi Indonesia dan Australia,” lanjut dia.

Karah, siswa kelas 11 Lorne P12, juga merasa kesulitan. Kesulitannya ketika mengambarnya harus mengikuti garis. Tapi menurutnya sangat menyenangkan.

“The best my experience,” tuturnya.

BUDAYA ISLAM

Tamu Smamda ini akan berada di Surabaya selama lima hari. Mereka juga mengunjungi dan tinggal bersama orang tua asuh, yang mana adalah orang tua wali murid siswa Smamda.

Kepala Smamda, Astajab MM mengakui pihaknya mengenalkan batik ke siswa asing lantaran batik sudah menjadi budaya Indonesia yang mendunia.

“Kami beri pelajaran batik karena ini budaya Indonesia. Di Smamda juga ada pelajaran batik. Hasilnya diberikan ke siswa,” terangnya.

Selain imemperkenalkan batik, 13 siswa itu juga akan diajak berkeliling Surabaya.

“Dikenalkan simbol budaya Islam. Seperti ke Masjid Al Akbar dan Masjid Cheng Ho,” tandas dia. 01/Bagus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *