Diduga Jadi Klaster Penyebaran Corona, Satu Desa di Magetan Diisolasi Total

Malaysia mengklaim ada 43 warganya yang positif terinfeksi Corona dari pintu masuk internasional. Mereka adalah para santri yang belajar di sebuah pesantren di Magetan. Ada 400 santri yang berasal dari Malaysia. Separuh di antaranya sudah kembali ke negaranya. Yang bertahan di pondok ada 277 orang. Para santri yang pulang itu dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 oleh pemerintah Malaysia.

“Sebuah klaster baru telah dideteksi di pintu masuk internasional, yaitu warga Malaysia yang pulang dari Indonesia melalui Lapangan Terbang Kuala Lumpur (KLIA) pada 16 April 2020,” ujar Dirjen Kesehatan KKM Dr Noor Hisham Abdullah di Kuala Lumpur, Ahad (19/4).

Menyikapi hal itu, Pemerintah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengisolasi Desa Temboro yang menjadi lokasi pesantren tersebut. “Temboro kita nyatakan merah, kemudian di daerah situ kita tutup, ada 120 kepala keluarga di jalan itu kita tutup, dilakukan physical distancing,” kata Bupati Magetan, Suprawoto, saat menggelar video conference bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (20/4) malam.

Baca juga  KPU Tetapkan Prabowo dan Gibran Sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029

Suprawoto memastikan isolasi wilayah tersebut sesuai anjuran pemerintah. Ia menyatakan akan mencukupi kebutuhan warga Desa Temboro. “Kebutuhan kita cukupi apapun, pemeriksaan kesehatan dan seterusnya,” kata dia.

Kasus 43 santri asal Malaysia positif Covid-19 di Desa Temboro menambah jumlah kasus positif di Magetan. Sebelumnya telah ada 10 kasus positif covid-19 di Magetan.

Dari 10 orang itu, 9 di antaranya tertular dari klaster Bogor, Jawa Barat. Sementara satu orang lainnya, dari Desa Temboro, hingga kini belum diketahui sumber penularannya.

“Masih kita cari klaster dari mana,” ujar Suprawoto.
Satu orang warga Desa Temboro itu tinggal di luar area Ponpes Al Fatah. Meski demikian, yang bersangkutan memiliki pondokan sendiri yang juga dihuni oleh santri Al Fatah.

Suprawoto melanjutkan pihaknya akan terus melakukan penelusuran atau tracing penularan Covid-19 di Ponpes Al Fatah Temboro. Ia juga akan memprioritaskan pelaksanaan rapid test bagi orang-orang di kawasan tersebut. Ia pun mengaku baru mengetahui 43 santri asal Malaysia positif virus corona berdasarkan informasi dari Gubernur Jawa Timur.

Baca juga  MK Juga Tolak Gugatan Pilpres Pasangan Ganjar-Mahfud

“Kami kroscek, dengan teman wartawan di Malaysia, kami kontak kepala biro Antara di Malaysia, kemudian pagi subuh, kami dapatkan bukti,” kata dia. Setelah memastikan informasi itu Suprawoto mengaku langsung melakukan koordinasi dengan pengasuh pesantren.
Suprawoto mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan penelusuran atau tracing untuk mengetahui pola penularan Covid-19 di pesantren tersebut. Selain itu, pihaknya juga tengah berkomunikasi dengan pemerintah Malaysia, yang berencana memulangkan seluruh santri asal Negeri Jiran yang masih tersisa di Temboro.

“Kami komunikasi terus dengan kedutaan Malaysia sampai malam ini, beliau minta daftar lengkap dan alamat,” ujarnya.

Namun sebelum pemulangan, ia mengatakan bahwa santri Malaysia akan mendapatkan prioritas menjalani rapid test. Jika hasilnya positif maka santri tersebut tak akan diizinkan pulang, dan harus lebih dulu menjalani perawatan.

Baca juga  MK Juga Tolak Gugatan Pilpres Pasangan Ganjar-Mahfud

Sementara itu Khofifah mengaku telah menginstruksikan Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso untuk melakukan penelusuran Klaster Temboro.

Tim tracing juga telah membawa 1.000 alat rapid test ke Magetan. Ia meminta agar alat tersebut bisa digunakan untuk orang berisiko tinggi di Temboro.

“dr Kohar tadi ke Magetan, beliau membawa masker dan paket vitamin C handsanitizer, tapi rapid test yang dibawa baru 1.000. Jadi kalau bisa yang 1.000 diprioritaskan siapa yang menurut tracing ini kategori berisiko tinggi,” kata dia. Ym

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed