Idul Fitri di India, Lockdown Karena Covid-19

Dalam 5 tahun bertugas di WHO regional Asia Tenggara (kini sebagai Direktur Penyakit Menular) di New Delhi, baru kali ini saya tidak di Jakarta waktu Idul Fitri.

TUTUP TOTAL

Tentu karena Covid-19, dan India masih total lockdown bahkan seri ke 4.0, sudah lebih dari 2 bulan. Semua bandara tutup, dan semua masjid juga ditutup, mall dan tempat keramaian tutup total.

India ada yang merayakan Idul Fitri hari ini. Tapi yang resmi sesuai kalender adalah besok, 25 Mei. Saya memilih Idul Fitri hari ini, 24 Mei. Karena awal puasanya saya juga ikut jadual Indonesia, sehari sebelum India.

Ini sesuai pendapat KBRI di New Delhi, dan saya tanya guru ngaji di Jakarta dan karena beda waktu hanya 1,5 jam maka dia juga setuju bahwa saya ikut jadwal Indonesia saja (juga sama dengan sebagian masyarakat India).

Kabarnya tahun-tahun yang lalu maka di masjid-masjid besar (seperti Jama Masjid di New Delhi dan Masjid Haji Ali di Mumbai) maka ribuan orang sholat Id berjamaah.

Baca juga  PBNU: Serangan Iran ke Israel Bentuk Kemarahan Dunia

Di Jama masjid bahkan malam takbiran ada dentum meriam ditembakkan menandakan hilal sudah terlihat dan besok Lebaran. Di sebelah kompleks rumah saya juga ada Humayun Tomb, kompleks makam, ruang pertemuan dan masjid abad ke 15.

Sehari-hari adalah obyek wisata yang turis masuk harus bayar, tapi kalau Idul Fitri dan Idul Adha akan dibuka untuk yang akan sholat.

Di sebarang kompleks saya juga ada “Markaz Nizamuddin”, masjid 5 lantai yang jadi salah satu pusat jamaah Tabligh di dunia. Sayangnya, banyak kasus Covid-19 baru-baru ini di sana.

JAUH DARI KEMERIAHAN

Secara umum tentu Idul Fitri di India (walaupun bukan di masa COVID) amatlah jauh dari suasana meriah di Indonesia. Apalagi tahun ini, semua tutup.

Saya tadi pagi jam 07.00 waktu New Delhi (08.30 WIB) juga sholat Ied sendiri saja di kamar dan lalu sarapan sendiri pas di TV ada berita lockdown 4.0 yang saya foto ini.

Baca juga  Aksi Militer Iran Merupakan Respons Terhadap Agresi Rezim Jahat Zionis

Tentu tidak ada alunan takbir sama sekali, dan saya pun takbir sendiri saja.
Istri saya dari Jakarta bilang bahwa baiknya saya makan rendang persediaan yang masih ada (mungkin maksudnya supaya ada “taste” Indonesia), tapi saya sengaja beli Chicken Curry saja (restoran di New Delhi hanya buka untuk delivery, tidak boleh makan di tempat).

Rasanya lumayan juga, dan saya senang karena pedas. Lucunya, chicken curry berbeda kuah/bumbunya dengan egg curry, walaupun sama-sama kari dari restoran yang sama.

Kemarin staf saya menelpon dan mengundang makan di rumahnya besok, mungkin dia “trenyuh” lihat Pak Direkturnya sendirian saja di rantau COVID ini, hehehe.

KBRI New Delhi juga tidak ada kegiatan apa-apa untuk WNI, tentu antisipasi pencegahan penularan.
Kabarnya, kalau bukan era COVID, maka di India saat Idul Fitri ada makanan khas (tentu bukan ketupat dan opor ayam dll.) yaitu makanan manis Sheer Khurma, mie vermicelli dengan
susi dan buah kering, serta saviyaan (puding susu dan kurma).

Baca juga  Bismillah….Iran Mulai Serang Israel!

Nggak tahu apakah ke saya akan dihidangkan ini di rumah staf saya besok. Juga, di “masa normal”, perempuan muslim India akan menggambar tangannya dengan henna.

Selamat Idul Fitri 1441 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin. Semoga amal ibadah kita mendapat rahmat dari Allah SWT. Semoga juga Covid-19 dapat segera teratasi di dunia.

*Tulisan ini dikirimkan langsung oleh Prof Tjandra Yoga Aditama. Mantan DirJen P2P Kemenkes dan Mantan Kepala Balitbangkes. Sekarang Direktur Penyakit Menular WHO Regional Asia Tenggara.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed