SMA Muhammadiyah Dua (Smamda) Surabaya menggelar kegiatan menggelar wisuda ke 44 Tahun Pelajaran 2020-2021 secara virtual pada Sabtu (29/5/2021). Bersamaan itu pula, PW Muhammadiyah Jatim juga mengukuhkan seluruh wisudawan menjadi kader Muhammadiyah.
Pagi itu, rapat terbuka kegiatan wisuda Smamda Surabaya dibuka langsung oleh kepala Smamda Surabaya H Astajab MM yang dihadiri
Dr KH Sa’ad Ibrahim PW Muhammadiyah Jatim. H Arbaiyah selaku Dikdasmen Muhammadiyah Jatim, Dr Ridwan MPD Ketua PDM Surabaya, dan Drs Ahmad Zaini MPD Pimpinan Muhammadiyah Cabang Ngagel. Kemudian wali murid, seluruh wisudawan dan keluarga besar Smamda.
PENGUATAN AKIDAH
Astajab menuturkan Smamda tak hanya membangun sisi akademik, namun juga ahlak.
“Di Smamda anak dibiasakan membangun keislaman dan karakter.
Setiap hari berdoa kita biasakan doa, tadarus, sholat berjamaah, termasuk kajian tafsir, peningkatan akhlak dalam rangka penguatan akidah,” tuturnya.
Dijelaskannya, ada 53 ekstrakuliker dari Smamda Surabaya untuk mengakomodir kemampuan bakat siswa. Kemudian juga, Smamda membangun jaringan dengan sekolah luar negeri. Dari Singapura, Netherland, Turki, Taiwan, Australia.
“Ini kita harapkan bisa membentuk berakhrater kuat, intergritas, sholeh dan berakhlak mulia. Mudah mudahan yang kita wisuda hari ini bisa memiliki ineltegritas dan memiliki daya saing global,” sambungnya.
Pada puncak acara, pengukuhan kader Muhammadiyah dikukuhkan langsung oleh Hj Arbaiyah secara simbolik kepada Imandias kelas 12 MIPA dan RR Delia Maharani kelas 12 MIPA.
“Saya bersama seluruh pimpinan Smamda Surabaya mengukuhkan seluruh wisudawan sejumlah 348 siswa menjadi kader Muhammadiyah sebanyak
- Dan menjadi kader
Asyiyah sebanyak 175. Kalian semua resmi menjadi kader Muhammadiyah yang akan menyebar di seluruh Indonesia dan di dunia,” ucap Arbaiyah mengukuhkan.
TAUHID
Dalam sambutannya, KH Sa’ad Ibrahim menuturkan perjalanan panjang siswa setelah wisuda masih harus ditempuh lagi hingga S2 dan S3.
Dia berharap, pengetahuan yang dimiliki wisudawan yang berasal dari Allah melalui wasilah guru harus sejak awal dilandasi dimensi theologis, tauhid dan keimanan. Menurutnya ini penting karena ayat pertama di surat Al alaq dimulai dengan Iqra. Maknanya dengan menyebut nama Allah maka bacalah.
“Maknanya dengan sepengatuan apapun, harus dimaksudkan wasilah untuk mendapatkan kebahagian dunia akhirat. Harus berangkat dari kesadaran penuh tentang ke-Mahaaliman, ke-Maha Besaran Allah.
Ini menjadi krusial. Supaya apa? Supaya nanti akhirnya para siswa menjadi bagian dari ulama,” tegasnya. Bagus