Pasca Surabaya Zona Kuning, ini yang Akan Dikebut Wali Kota

Setelah mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Pentahelix, atau diskusi penanganan Covid-19, yang melibatkan pemerintah, media, komunitas, stakeholder, akademisi, serta berbagai elemen masyarakat, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi langsung bergerak cepat. Yakni, dengan bergotong-royong bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya, untuk mewujudkan Kota Pahlawan zona kuning, dalam waktu satu bulan.

Namun, target yang diharapkan Forkopimda Surabaya itu, rupanya terhitung lebih cepat dari perkiraan. Sebab, pasca dua minggu forum diskusi itu digelar pada Rabu (18/8), kini Kota Surabaya berstatus zona kuning.

Wali Kota Eri Cahyadi mengaku, bersyukur lantaran kasus Covid-19 di Kota Pahlawan, telah berstatus zona kuning. Menurutnya, keberhasilan ini tentu menjadi tantangan baru, untuk selanjutnya menuju zona hijau.

“Alhamdulillah kita mendapatkan kabar dan perhitungan nilai kita 2,41, atau naik 0,31. Sehingga, hari ini Surabaya menjadi zona kuning. Ini menjadi tantangan bagi kita semua, karena kita harus bisa menjadikan ini zona hijau,” kata Wali Kota Eri, Rabu (1/9).

Baca juga  PBNU: Serangan Iran ke Israel Bentuk Kemarahan Dunia

Oleh karenanya, Wali Kota Eri menyatakan, bahwa Surabaya harus bisa bangkit, sehingga roda perekonomian bisa segera berjalan. Sebab, selama ini, pandemi telah berdampak begitu signifikan, terhadap sektor kesehatan, sosial, maupun ekonomi. Makanya, target selanjutnya yang harus segera dicapai, adalah Surabaya menuju zona hijau, atau bebas Covid-19.

“Karena tujuan kita cuman satu, warga Surabaya bahagia. Mulai hari ini, kita harus kembali menggerakkan roda perekonomian, sehingga warga Surabaya bisa mencapai kebahagiaannya. Karena itulah, zona hijau menjadi sasaran kita selanjutnya,” kata Cak Eri sapaannya.

Meski demikian, Cak Eri menyampaikan terima kasih, kepada seluruh warga dan stakeholder di Surabaya, karena telah bergotong-royong menekan pandemi Covid-19. Apalagi, pasca libur lebaran 2021, Surabaya sempat berstatus zona merah, dan kemudian turun menjadi oranye.

“Saya mengucapkan matur nuwun (terima kasih) yang sangat kepada seluruh warga Surabaya. Karena dari zona merah, sempat di bulan Juli-Agustus, jadi oranye, awal September kita bisa mencapai zona kuning,” katanya.

Baca juga  Menag Terbitkan SE agar Penyuluh dan Penghulu Dukung 4 Program Pemerintah

Ia meyakini, bahwa dengan semangat gotong-royong dan kebersamaan, maka Kota Surabaya bisa segera menuju ke zona hijau. Sebab, pemerintah tak mungkin bisa bekerja sendiri, tanpa adanya dukungan dari seluruh stakeholder, dan masyarakatnya.

“Insyaa Allah dengan gotong-royongnya jenengan (masyarakat), kekuatan kehebatan jenengan (anda), saya yakin Surabaya, akan menjadi lebih baik. Ayo bersama kita gerakan ekonomi, ayo kita bersama-sama membahagiakan warga Surabaya,” pesannya.

Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita. Ia pun mengaku bersyukur, kini Surabaya, telah berstatus zona kuning. Menurut dia, untuk mempertahankan, atau menurunkan zona kuning ke hijau, adalah dengan tetap menjaga disiplin protokol kesehatan (prokes).

“Kita walaupun sudah zona kuning, tetap harus waspada, tetap jaga protokol kesehatan. Yang harus kita lakukan adalah, tetap 3M dan tracing, testing masif. Semakin cepat kita menemukan kasus, semakin cepat kita isolasi dan diobati, Insyaa Allah,” kata Feny sapaannya.

Baca juga  Indonesia Darurat Judi Online, Tahun 2023 Perputaran Uang Rp 327 Triliun

Feny menjelaskan, salah satu indikator yang dapat dilakukan, untuk mempertahankan,, atau menurunkan kasus Covid-19, adalah dengan memperbanyak testing, dan tracing. Karena itu, pihaknya ingin agar tracing, dan testing di Surabaya ke depan bisa lebih dimasifkan.

“Kita testing mencapai 4.500. Untuk yang tracing kita sudah 1:28. Kalau target dari pusat (nasional) 1:15, tetapi kita sudah 1:28. Menurut saya, adalah setiap kontak erat, harus tetap kita temukan dimanapun,” pungkasnya.

Di samping testing dan tracing, Pemkot Surabaya bersama instansi terkait, juga terus memasifkan pelaksanaan vaksinasi. Data Dinkes Surabaya mencatat, vaksinasi dosis pertama di Surabaya, telah mencapai 1.902.209 atau 85,76 persen dari target Provinsi Jawa Timur. Sedangkan vaksinasi dosis kedua, sudah mencapai 1.330.505 atau 59,98 persen dari target Jatim. (yunus)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed