Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), Hindun Anisah mendorong mahasiswa menguasai teknologi di era digitalisasi. Sebab saat ini yang dihadapi generasi muda terkait dengan digitalisasi sudah merambah di segala aspek dunia pekerjaan. Ia menjelaskan bagaimana era digital telah mengubah lanskap pekerjaan dengan adopsi teknologi digital yang semakin luas. Namun, ia juga mencatat bahwa kompetensi digital di kalangan generasi muda masih perlu ditingkatkan agar mereka bisa sejajar dengan perkembangan tersebut.
“Pentingnya untuk mendorong dan memotivasi generasi muda agar dapat menguasai teknologi, yang akan membuka pintu bagi mereka untuk terlibat dalam pasar kerja yang semakin terdigitalisasi,” ungkap Hindun saat menjadi narasumber di kuliah pakar dan visiting professor yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Surabaya (Unusa) pada Selasa (29/8) di lantai 9 Tower Kampus B Unusa Jemursari.

Hindun menyebut, Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi guna menyosialisasikan regulasi-regulasi yang berkaitan dengan perlindungan pekerja, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Perempuan yang juga sebagai Sekretaris di Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menambahkan, salah satu pendekatan yang diusulkan Kemnaker adalah memastikan bahwa para calon pekerja migran memiliki kompetensi yang memadai sebelum berangkat ke luar negeri.
“Sertifikat kompetensi harus dimiliki oleh calon pekerja, sebagai bukti bahwa mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan di tempat kerja baru. Menurut regulasi, calon pekerja yang tidak kompeten tidak diizinkan untuk berangkat, sehingga pendekatan ini bertujuan untuk melindungi kepentingan dan kesejahteraan pekerja migran,” ungkapnya.
Hindun juga mengajak perguruan tinggi untuk ikut berperan dalam meningkatkan kompetensi para calon pekerja migran. Ini dapat dilakukan melalui program-program pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja luar negeri. Dalam konteks ini, ia menekankan pentingnya kesesuaian antara kemampuan, bakat, dan minat para calon pekerja dengan tuntutan pekerjaan di luar negeri.
“Dalam upaya memperluas kesempatan kerja di luar negeri, Kemnaker mengajak kerja sama antara perguruan tinggi, lulusan mereka, dan perusahaan-perusahaan di luar negeri. Hal ini dapat membuka peluang bagi lulusan perguruan tinggi untuk bekerja di lingkungan internasional yang semakin terkoneksi secara digital,” tandas dia. (Ra, foto: Bagus)