Ekonom Ahli Bank Indonesia Jawa Timur, Firman Hidayat mengaku bahwa pihaknya memiliki strategi untuk menghadapi terjadinya turbulensi. Dijelaskan bahwa kondisi saat ini terjadi ketidakstabilan perekonomian secara global. Ini disebabkan berbagai peristiwa. Seperti perang di berbagai negara yang masih berlanjut. Imbasnya, terjadi turbulensi di berbagai negara. Inflasipun tak terkendali.
Untuk menjaga itu, Firman menyatakan strategi BI Jatim. Diantaranya peningkatan pangan strategis, penguatan ekosistem Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan, serta perluasan Warung TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah).
“Tugas Bank Indonesia menjaga inflasi agar sesuai target yang ditetapkan. Pada tahun ini, inflasi di angka 2,5 persen plus minus 1 persen,” ungkapnya di Pendopo Desa Wisata Pentingsari, Sleman, Yogyakarta, kemarin.
Bank Indonesia Jawa Timur diakui sebagai koordinator Bank Indonesia yang ada di wilayah Jawa, sehingga inflasinya harus dijaga dengan baik karena Jawa merupakan kunci dari inflasi nasional. Strategi tersebut untuk peningkatan produktivitas pangan strategis dengan memperkuat 47 Klaster ketahanan pangan yang akan dikembangkan.
Sedangkan, untuk penguatan ekosistem BUMD Pangan, BI Jatim melakukan business matching dengan mempertemukan pelaku UMKM pangan, petani, dan pembeli. Sehingga, hasil pangan dari petani bisa dijual dengan harga yang baik. Selain itu, juga memangkas rantai distribusi.
Kemudian, untuk perluasan Toko TPID atau Warung Tekan Inflasi akan dilakukan BI Jatim, sehingga jumlahnya akan terus bertambah dan komoditas yang dijual juga lebih banyak.
”Saat ini, ada 40 Toko TPID atau Warung Tekan Inflasi di Jawa Timur. Namun, ke depan akan ditambah. Penambahan Toko TPID atau Warung Tekan Inflasi akan difokuskan untuk daerah-daerah atau Kabupaten dan Kota yang memiliki kecenderungan angka inflasinya tinggi,” tegasnya. (Bagus)