46 Persen Pelajar di Jombang Pernah jadi Korban Bullying

Fakta mengejutkan didapat dari hasil riset yg digelar Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jombang, yakni tingginya angka kekerasan yang dialami pelajar di Kabupaten Jombang.

Penelitian ini menunjukkan, bentuk kekerasan yang paling dominan adalah bullying atau perundungan.

Menurut data yang diperoleh dari penelitian tersebut, sebanyak 40 persen responden mengaku pernah menjadi korban kekerasan.

Ketua Pimpinan Cabang IPPNU Kabupaten Jombang, Herlina Dwi Apriyani menjelaskan, dari jumlah tersebut, 46 persen di antaranya mengaku mengalami aksi bullying.

“Bentuk kekerasan yang paling dominan adalah bullying, itu angkanya 46 persen. Bentuk kekerasan ini sering terjadi di lingkungan sekolah,” kata Herlina, Ahad (10/11/2024).

Baca juga  Pj Gubernur Jatim Berdalih Kenaikan Harga LPG 3 Kg Demi Jaga Stabilisasi Stok

Herlina menambahkan, para pelajar ini menjadi korban kekerasan dari berbagai kelompok. Pelaku kekerasan terdiri dari, teman sebaya 34 persen, orang sekitar (keluarga atau kerabat) sebanyak 45 persen, dan masyarakat pada kategori lain, sisanya.

“Hal ini mengindikasikan, kekerasan tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, tetapi juga meluas ke lingkungan sosial yang lebih luas,” ujar Herlina. Dalam penjelasannya, Herlina menuturkan, penyebab kekerasan di kalangan pelajar sangat beragam. Beberapa faktor yang diidentifikasi meliputi gangguan emosional, kesalahpahaman, faktor lingkungan, dan dendam.

Kondisi ini menunjukkan kompleksitas masalah kekerasan di kalangan pelajar, yang dipengaruhi oleh faktor individu serta faktor sosial dan lingkungan. Temuan lain dari riset ini menunjukkan, sebanyak 70 persen korban tak berani mengungkapkan atau melaporkan kejadian yang mereka alami.

Baca juga  Pj Gubernur Jatim Berdalih Kenaikan Harga LPG 3 Kg Demi Jaga Stabilisasi Stok

Banyak dari mereka merasa bingung dan tidak tahu kepada siapa harus melapor. Lebih lanjut, Herlina mengungkapkan, perempuan lebih rentan menjadi korban kekerasan.

“Sebanyak 60 persen dari total korban adalah perempuan. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksetaraan gender dalam pengalaman kekerasan di kalangan pelajar,” ungkap dia.

Riset kekerasan pelajar ini dilaksanakan oleh Litbang PC IPPNU Kabupaten Jombang pada periode 20 Mei-20 September 2024, melibatkan 366 responden dengan metode random sampling research.

Hasil riset juga merekomendasikan beberapa langkah penanganan kekerasan terhadap pelajar, antara lain, peningkatan kesadaran, penguatan sistem pengaduan, intervensi dini, pemberdayaan korbane, dan kerjasama lintas sektor. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka kekerasan di kalangan pelajar dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi mereka. (Ym)

Baca juga  Pj Gubernur Jatim Berdalih Kenaikan Harga LPG 3 Kg Demi Jaga Stabilisasi Stok

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *