Sekelompok orang menggelar aksi solidaritas bela Palestina dengan long march dari Kedubes AS hingga kawasan CFD Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad (15/6/2025).
Mereka menyerukan kemerdekaan Palestina. Massa berkumpul di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Massa sebelumnya long march dari Kedubes AS, melalui kawasan CFD Bundaran HI hingga berakhir di Kedubes Palestina.
Aksi tersebut bertajuk ‘Solidarity March with Global March to Gaza’ sebagai bentuk solidaritas untuk pembebasan Palestina dari penjajahan Israel. Massa aksi tergabung dari Koalisi Masyarakat Sipil (KontraS), Humanity Youth, dan beberapa kelompok lainnya.
Salah seorang massa aksi dari Koalisi Masyarakat Sipil (KontraS) Nadine Sherani mengatakan, aksi ini dipicu oleh upaya aktivis di Mesir yang tengah berjuang membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Sebab sampai saat ini upaya itu diblokade oleh otoritas Israel.
“Karena seperti kita tahu, ada pernyataan yang cukup menjengkelkan, karena pada 28 Mei 2025, pemerintah kita menyatakan Indonesia akan mengakui Israel apabila entitas tersebut akan mengakui kedaulatan Palestina padahal pernyataan tersebut justru membangkang dari perjuangan dan solidaritas yang sudah banyak sekali dibentuk oleh masyarakat sipil Indonesia,” kata Nadine kepada wartawan dilokasi.
Nadine menyebut, massa sempat melakukan orasi di depan Kedubes AS menyoroti peran AS dalam mendanai dan mendukung tindakan Israel di Palestina. Mereka akan menuju Kedubes Mesir untuk mengecam sikap pemerintah Mesir yang memblokade upaya bantuan kemanusiaan.
“Yang ternyata ketika teman-teman kita berjuang Global March Gaza di Mesir malah diblokade oleh pemerintah Mesir. Jadi kita akan menunjukkan kemarahan dan kecewaan kita di depan Kedutaan Mesir nanti titik terakhirnya ada di Kedutaan Palestina,” ujarnya.
Nadine berharap, aksi ini bisa direspons langsung oleh Kedutaan Besar Mesir. Nadine juga menyebut, aksi ini respons terhadap pernyataan pemerintah Indonesia beberapa waktu lalu yang menyebut akan mengakui Israel jika mereka mengakui kedaulatan Palestina.
“Ini yang coba kita buktikan bahwa hal-hal seperti ini yang seharusnya menunjukkan solidaritas kemanusiaan kita bukan dalam bentuk pernyataan dengan kebebasan atau kedaulatan bersyarat atau pengakuan bersyarat ataupun kegiatan ekonomi,” sambungnya.
“Solidaritas itu tidak bersyarat, apalagi dalam hal kemanusiaan. Yang dibutuhkan teman-teman di Gaza saat ini bukan janji politik, tapi aksi nyata seperti membuka jalur bantuan dan memutus hubungan ekonomi dengan negara penindas,” tutup Nadine.
Aksi solidaritas tersebut membawa tiga tuntutan, yakni membuka adanya akses bantuan kemanusiaan yang bisa masuk ke Gaza, mendesak pemerintahan Indonesia mencabut rencana pengakuannya terhadap kedaulatan Israel, dan hentikan segala bentuk kegiatan ekonomi Israel dengan Indonesia. (Ym)