Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Pengamanan Masjid dan Musholla menyusul maraknya kasus penyerangan terhadap pemuka agama beberapa waktu belakangan ini.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin mengatakan, Kemenag meminta pengurus Musholla dan Masjid untuk berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat dengan melibatkan unsur RT/RW, Lurah, Camat, dan Kepolisian dalam upaya peningkatan pengamanan rumah ibadah tersebut.
“Kita minta pengurus masjid dan musholla melaporkan perkembangan situasi kemanan dan setiap kejadian gangguan kemanan kepada pihak kepolisian,” ujarnya kemarin, Kamis (1/3/2018).
MEMBERI RASA AMAN
Kepada majalahnurani.com Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) M Natsir Zubaidi menyatakan, masjid, pesantren bisa mengadakan siskamling sistim keamanan lingkungan seperti di RT dan RW.
“Walaupun Pak Wakapolri Komjend Pol Syafruddin yang juga Wakteum DMI sudah telekonfrens instruksi kepada kapolda agar mmberikan rasa aman pada kyai, ulama dan imam masjid. Beliau secara khusus memberikan perhatian kepada Jatim, Yogyakarta dan Jawa Barat,” terang dia, Jumat (2/3/2018).
Oleh karena itu, lanjut Natsir, masyarakat tidak perlu cemas lagi. Namun demikian masyrakat juga tetap menjaga kewaspadaan.
“Secara hukum kita serahkan kepada petugas polisi,” tambahnya.
JANGAN DIBESARKAN
Sementara Sekjen MUI Anwar Abbas mengaku, seharunya edaran itu tak hanya untuk masjid musolla saja tapi juga gereja dan tempat ibadah agama lain.
Dengan adanya pemberitaan dan kejadian teror belakangan ini, Anwar meminta agar pemerintah juga jangan terlalu membesar-besarkan.
“Sehingga rakyat jadi takut dan Hidup menjadi tidak nyaman lagi dibuatnya. Insya Allah masyarakat juga bisa melakukan tugas-tugas pengamanan tersebut. Dan Kemenag untuk mengusung kegiatan tersebut juga tidak akan mampu. KarenaKemenag jelas tidak punya anggaran yang memadai untuk itu,” paparnya.
Dari rentetan kasus penyerangan tersebut dan membuat adanya surat edaran penjagaan masjid, Anwar menilai ada benang merah yang aneh. Menurut dia para pelakunya orang gila dan sasaran atau korbannya ulama atau ustad.
“Hal itu mengesankan seperti sudah ada kesepakatan diantara orang-orang gila tersebut untuk melakukan tindak kekerasan terhadap ulama atau ustad. Perlu juga diselidiki kapan orang-orang gila tersebut rapat dan berkumpul, serta dimana. Apa keputusan rapat mereka,” tandasnya. 01/Bagus