Menanggapi kasus adanya dugaan pemurtadan di Nusa Tenggara Barat, yang melibatkan Dewi, pengunggah video pemurtadan, Ketua Majelis Ulama (MUI) Indonesia Bidang Kajian KH Maman Abdurrahman mengaku bahwa pemurtadan atau kristenisasi harus diusut.
HENTIKAN PEMURTADAN
Bukan persoalan Dewi saja, lebih dari itu Maman sangat menyayangkan kelompok yang sudah menyalahi kesepakatan tentang keyakinan keagamaan. Menurutnya hal yang terjadi ini mengganggu keyakinan keagamaan.
“Seyogyanya pihak keagamaan terkait menghentikan kegiatan pemurtadan. Kalau mau membantu, bantulah tapi sebagai bangsa, satu bangsa, walaupun bukan satu agama, satu tanah air yang perlu dibantu,” ungkap dia dalam rilis yang diterima majalahnurani.com.
Maman mengakui jika keadaan korban musibah memang kerap ditemui banyak kegiatan pemurtadan. Dia mencontohkan, saat tsunami Aceh, di mana ditemui banyak pemurtadan terhadap masyarakat miskin yang terkena bencana.
Persoalannya karena masalah makanan dan minuman, akhirnya yang tadinya Islam lalu pindah agama.
“Yang sudah beredar di sosial media, itu sangat tidak dibenarkan, memurtadkan apalagi mengajak pindah agama,” tandas dia.
KESEPAKATAN
MUI sebenarnya sudah ada kesepakatan antara pemuka agama di Indonesia, untuk melakukan langkah bersama, tentang keberagaman beragama. Jangan sampai ada permusuhan
Menurut Maman dalam kondisi musibah bencana, memang kekurangan bahan makanan. Terlebih lagi, dalam kasus NTB.
Namun yang terpenting, bencana nasional maupun bencana lokal orang perlu dibantu. Karena itu masyarakat muslim, ormas Islam, termasuk di MUI melakukan hal-hal yang sangat diperlukan, tidak melihat agamanya apa, tapi bagaimana sisi kemanusiaannya
“Apalagi jika dilihat aspek agama, tolong menolonglah dalam kebajikan dan ketaqwaan, dan jangan tolong menolong dalam kerusakan. Datang ke sana kan dalam rangka tolong menolong, kalau dalam Islam, jangankan manusia yang ditolong tanpa melihat agama dalam sebuah bencana atau musibah, binatang saja, kalau mau minum, kasih minum, kasih makan,” pungkasnya.
ETIKA BERAGAMA
Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsudin mengingatkan pentingnya etika beragama.
Jangan sampai dari musibah ini adak pihak mengambil keuntungan dalam bencana gempa di Nusa Tenggara Barat, termasuk soal keagamaan.
“Pemurtadan itu bertentangan dengan etika kerukunan umat beragama yang telah disepakati dalam musyarawah besar pemuka agama untuk kemananan bangsa pada bulan Februari yang lalu,” tegasnya. 01/Bagus