Pada peringatan Hari Pahlawan 10 November, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak seluruh masyarakat melakukan doa bersama untuk para pahlawan kusuma bangsa
“Semoga arwahnya senantiasa mendapatkan curahan rahmat dan ampunan (maghfirah) dari Allah SWT, ditempatkan di surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan, kedamaian dan kekal abadi di dalamnya,” tutur Zainut kepada majalahnurani.com Sabtu (10/11/2018).
Selain itu, kata Zainut, MUI mengajak seluruh masyarakat untuk mengenang jasa perjuangan para pahlawan agar bisa melanjutkan cita-cita luhurnya.
“Mewujudkan negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,” tambah Zainut.
TERKIKISNYA NILAI BUDAYA
Zainut menilai belakangan ini banyak kelakuan masyarakat yang jauh dari nilai kepahlawanan. Seperti menyebar hoax dan ujaran kebencian.
“Perilaku sadisme, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, penyebaran hoax, fitnah, ujaran kebencian, korupsi dan perilaku menyimpang lainnya. Baik yang dilakukan secara individu, institusi maupun yang terorganisasi. Semuanya itu merupakan bentuk penyakit masyarakat yang jauh dari nilai-nilai kepahlawanan,” jelasnya.
Menurut Zainut hal-hal tersebut menjadi bukti terkikisnya nilai-nilai budaya di masyarakat. Ikatan sosial masyarakat pun dianggap semakin melemah.
“MUI menengarai mulai terjadinya keretakan dan memudarnya ikatan nasionalisme, semangat persaudaraan antarwarga dan elemen di masyarakat. Hal ini ditandai dengan menguatnya sikap dan perilaku eksklusivisme kelompok yang mengusung tema primordialisme di masyarakat,” lanjutnya.
Padahal, tegasnya, Indonesia merdeka dengan dasar Pancasila yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa.
“Karena itu, MUI memandang perlunya masyarakat mencegah terjad