Beberapa hari lalu beredar video pengeroyokan siswa kepada gurunya. Peristiwa itu terjadi di kelas X TKR, pada Kamis (08/11/2018).
Video ini viral di media sosial. Dalam video tersebut, sekitar lima siswa secara bergantian menendang ke arah guru tersebut, tetapi tendangan tidak sampai mengenai guru.
Setelah itu, siswa-siswi tertawa lepas karena melihat gerakan tendangan guru dengan tubuh berputar. Bahkan sepatunya terlepas. Video itu berdurasi 24 detik.
Namun setelah ditelusuri, ternyata video ini hanya candaan saja.
MELAMPAUI BATAS
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyesalkan kejadian ini. Dia menyatakan bahwa para siswa pelaku perundungan (bullying) terhadap guru di Kabupaten Kendal perlu di rehabilitasi psikologis. Tujuannya agar mereka tak mengulangi lagi perbuatannya.
“KPAI minta siswa direhabilitasi oleh P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kabupaten Kendal,” kata Komisioner KPAI bidang pendidikan Retno Listyarti kepada majalahnurani.com.
KPAI juga langsung bertemu Kepala SMK NU 3 Kaliwungu, Muhaidin, kemudian bertemu sejumlah guru, pengawas sekolah, siswa, dan para orang tua murid serta Bupati Kendal Mirna Annisa.
Retno menjelaskan, pihak sekolah dan guru Joko Susilo mengakui perbuatan yang terekam video viral tersebut sebatas guyunan (bercandaan), bukan kekerasan. Akan tetapi, pihak sekolah menilai candaan tersebut telah melampaui batas.
“Tindakan atau perbuatan yang kelewat batas kesopanan atau etika sosial,” sambungnya.
Menurut Retno, faktor penyebabnya yakni karakter siswa yang kurang terbina dengan baik di rumah maupun sekolah.
“Akibatnya, perilaku siswa kurang sopan. Dan juha rendahnya kompetensi pedagogik guru, terutama dalam penguasaan kelas, serta upaya penciptaan suasana belajar yang kreatif, menyenangkan, dan menantang kreativitas serta minat siswa,” tandas dia.
PENDIDIKAN KARAKTER
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti menegaskan pentingnya pendidikan karakter bagi para murid di Indonesia.
Abdul prihatin atas kasus perundungan (bullying) terhadap guru di SMK NU 03 Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.
Mu’ti meminta semua pihak untuk memperhatikan pendidikan karakter.
“Mau bercanda atau sungguh-sungguh saya kira di Kendal perlu kita pikirkan bersama-sama pentingnya pendidikan karakter dan akhlak,” terang dia dalam rilisnya.
Proses pendidikan, lanjutnya, tidak hanya sebatas pada lingkup mentransfer pengetahuan dari guru ke murid.
Sesuai undang-undang, pendidikan juga perlu membentuk karakter murid demi peradaban bangsa, termasuk menghormati guru.
Paling penting, paparnya, sesuai dengan UU Nasional kita adalah proses di mana kita bangun karakter dan peradaban bangsa. Karakter itu menghormati sesama siswa dan menghormati gurunya.
“Kami minta pihak terkait untuk mengevaluasi sistem pendidikan agar lebih menekankan aspek karakter, akhlak, dan budaya,” tandasnya. 01/Bagus