KPAI Khawatiromisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku prihatin adanya public figur yang memakai kata tidak santun di ruang publik. Ungkapan tidak santun ini jika dilihat, didengar anak, maka rentan ditiru.
KPAI menyoroti pernyataan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di ruang publik yang menggunakan kata-kata tidak santun.
ANAK MENIRU
Ketua KPAI Susanto, di Jakarta, Sabtu (1/12/2018), mengimbau kepada figur publik dan politisi agar tidak menggunakan diksi yang kurang santun di ruang publik.
“Karena rentan anak meniru sangat tinggi,” ujarnya kepada majalahnurani.com
Belum lagi ini Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebut KPK ‘gila’ karena hendak melaksanakan kegiatan operasi tangkap tangan (OTT) setiap hari.
“Loh artinya gagal dong bos. Ini orang gagal minta tepuk tangan terus. Gila ini, otak kita ini diputar ke arah yang salah. Suruh memberantas korupsi malah bilang KPK kalau mau, bisa setiap hari OTT. Duh, yang bener ngomong,” ujar Fahri kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, (29/11/2018).
“Loh kok dibalik sama dia. Kalo KPK mau setiap hari? Ini sinting ini, yah bikin masalah tambah banyak. Makanya saya bilang udah lempar handuk aja,” lanjut Fahri.
PENDIDIKAN KARAKTER
Menurut Susanto ini seharusnya tidak mengeluarkan kata tak santun. Para guru telah berupaya maksimal mendidik anak agar selalu dalam kesantunan.
Pendidikan karakter saat ini telah menjadi hajat besar negara. Jika ruang publik sering muncul kata, kalimat atau diksi yang tak santun apalagi cacian, makian, papar Susanto, dikhawatirkan akan ditiru oleh anak.
“Ini berbahaya untuk masa depan anak Indonesia. Tujuan baik tetap harus disampaikan dengan baik,” tandas dia. 01/Bagus