PERTUKARAN PELAJAR
Rayzan ini merupakan salah satu siswa SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) yang lolos seleksi untuk mengikuti program student exchange di Goulburn Valley Grammar School (GVGS) di Shapperton Victoria, Australia.
Selain Rayhan, Dewi Purnamasari kelas X mipa, Aini Soffana Amalia kelas XI IPS, RA Faya Maulida kelas X mipa, Rafida Mahmud kelas XI MIPA, Zulfa kelas x mipa, Harits Naufal kelas XI MIPA 3, M Haykal kelas X mipa 1, Nadhira Soraya kelas X mipa 2, dan Aurelia Zahrah kelas XI mipa, juga berangkat ke Australia.
Rayhan bercerita, berawal dari guru pendampingnya yang berbincang dengan seorang Polisi Victoria bernama Sam. Mereka kemudian diajak ke Kantor Polisi.
“Kami panik dan bertanya, apa kami melakukan kesalahan? Karena pendamping kami juga tidak tahu kenapa kita diajak ke Kantor Polisi,” kata Rayhan kepadamajalahnurani.com, Rabu (27/2/2019).
Ternyata polisi yang berbincang dengan mereka ingin memberitahukan kantornya dan bagaimana kerja polisi di sana.
“Oh ternyata dikasih tahu kerja polisi dimana itu kayak apa. Kami diberi tahu bahwa polisi bertugas untuk melindungi dan menjaga keamanan masyarakat. Mereka siap membantu dan mengarahkan warga. Tidak peduli ras, warna kulit, agama, dan lainnya. Mereka bertugas untuk menjaga segalanya tetap aman,” paparnya.
DRAMA BAWANG MERAH
Disana siswa Smamda tinggal dengan keluarga angkat siswa asli GVGS. Sementara Aurelia (16) mengaku dari tahun kemarin ingin mengikuti program tersebut. Namun masih ada kendala.
Dia juga menunjukkan kenang-kenangan dengan label Victoria Police Office berupa kalender, earphone, lipbalm, bahkan bola kriket.
Aurel membenarkan bahwa selama tinggal di Australia, tak hanya belajar tentang budaya di sekolah tapi menjadi orang asing karena dijadikan native speaker untuk pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah itu.
“Nuansanya sangat berbeda. Sangat tertib dan toleran. Kami berangkat sekolah ada yang naik bus ada yang diantar keluarga,” ceritanya.
Selain itu, rombongan siswa Smamda disana juga menampilkan drama bawang merah dan bawang putih dengan menggunakan bahasa Inggris.
Waka Kurikulum SMAMDA Surabaya, Syuhada Ishak Abilio Gomes, menjelaskan, pertukaran pelajar ini akan membawa pelajaran dan nilai moral bagi siswa untuk lebih tertib di sekolah. Smamda juga menampilkan drama Bawang Merah dan Bawang Putih
“Tiap tahunnya pasti ada perubahan dalam sekolah. Kami juga bisa mengadaptasi aturan di sekolah tujuan kami untuk diterapkan di Smamda Surabaya,” ujarnya.
Aturan yang bisa diadaptasi untuk diterapkan yaitu budaya tidak membuang sampah sembarangan, serta larangan menggunakan handphone, tetapi masih memakai laptop.
Di GVGS, jelas Syuhada, menekankan pentingnya praktik dibandingkan teori, sehingga komposisi pembelajaran di sekolah itu lebih banyak praktik dibandingkan teori.
“Siswa yang ikut pertukaran pelajar ini siswa pilihan setelah melalui seleksi cukup ketat. Selain wawancara, mereka juga membuat esai berbahasa Inggris,” tandasnya. 01/Bagus