Bagi siapa saja yang berniat dan bertekad menabung untuk ibadah haji, maka Allah akan memudahkannya.
Itulah yang dirasakan Tri Darini (53) penjual kerupuk asal Klaten, Jawa Tengah, yang berhasil naik haji usai menabung selama 28 tahun.
Dia bercerita setiap hari menyisihkan uang Rp 5 ribu untuk ditabung.
“Tiap hari saya mengumpulkan uang Rp 5.000. Setelah sebulan terkumpul uangnya saya bawa ke bank untuk ditabung,” ceritanya.
Tahun 2011 Darini mendaftarkan diri menjadi calon jamaah haji. Darini sudah berhasil menabung sebanyak Rp 25 juta sehingga akhirnya dia mampu melunasinya dan berangkat haji.
JUAL SAYUR
Hal serupa juga dirasakan Marliyah (63), penjual sayur keliling asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim) ketika berangkat haji.
Tak mudah bagi muslimah asal Desa Balongbesuk, Kecamatan Diwek untuk bisa pergi haji.
Selama 8 tahun Marliyah menabung dari hasil jualan sayur. Dengan bersepeda, Marliyah menjual sayurnya usai subuhan.
Setiap hari Marliyah menabung 10 ribu dari hasil jualan.
“Alhmdulilla akhirnya bisa pergi haji,” ceritanya.
Marliyah berjualan sayur selama 35 tahun. Dia bersyukur akhirnya bisa menabung selama 8 tahun setelah mendaftar haji dan melunasinya.
NIAT DAN TEKAD
Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Anwar Abbas menyimpulkan dari kisah haji Darini dan Marliyah, bahwa barangsiapa yang punya niat dan tekad untuk mengerjakan ibadah haji, maka Allah swt akan memberikan jalan kepadanya untuk melaksanakan ibadah tersebut.
“Dan begitu pula sebaliknya. Orang yang tidak punya niat dan tekad yang kuat untuk mengerjakan ibadah haji maka, Allah swt menyempitkan jalan baginya untuk bisa mengerjakan ibadah haji,” tuturnya kepada majalahnurani.com Rabu (10/7/2019).
Menurut Dr Anwar, yang penting dalam masalah ibadah haji itu yakni niat dan tekad. Sebab Allah akan memudahkan bagi mereka yang sudah berniat dan bertekad.
“Yang penting ada nggak niat dan tekad dari kita untuk melakukannya,” tandasnya. 01/Bagus