Jelang puncak haji, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eka Jusup Singka memaparkan hasil pemantauan tim bahwa kelelahan menjadi salah satu faktor risiko utama penyebab berbagai permasalahan kesehatan yang menimpa jamaah Indonesia.
LIMA FAKTOR
Selain itu, faktor lainnya adalah perilaku, konsumsi air, suhu panas dan adaptasi lingkungan.
”Jadi ada lima faktor penyebab utama permasalahan kesehatan haji, di antaranya kelelahan,” ujarnya dalam rilis berita, Rabu (7/8/2019).
Menurut Jusuf, untuk mengatasi kelelahan, jamaah harus mampu mengukur kemampuan tubuhnya.
Artinya jika sudah merasa kelelahan jangan memaksakan diri untuk melakukan aktivitas.
“Terutama aktivitas yang tidak perlu di luar pondokan atau hotel. Di samping itu, jamaah juga harus mengatur waktu istirahat yang cukup,” sambungnya.
CUACA EKSTREM
Direktur KKHI Makkah dr. Ali Setiawan, Sp.B. menambahkan, bagi jamaah risiko tinggi dan lanjut usia, malah lebih rentan terhadap situasi lingkungan terutama cuaca ekstrem seperti Arab Saudi.
Energi jamaah haji khususnya kelompok risti disarankan untuk lebih baik dihemat dan dioptimalkan saat puncak haji.
“Hindari memforsir energi untuk kegiatan yang bukan rukun dan wajib haji. Mereka (lansia) justru harus dioptimalkan kondisi fisiknya menjelang Armuzna, karena mereka ke sini tujuan utamanya adalah ibadah haji,” tambahnya.
Ali mengimbau jangan sampai jamaah melakukan kegiatan-kegiatan tambahan yang tidak berhubungan dengan ibadah haji yang malah justru menjadi penghalang ibadahnya akibat sakit. Atau bahkan meninggalnya jamaah sebelum ibadah pokoknya dijalankan.
Tidak lupa Ali mengingat kan kepada para petugas kloter, kelompok bimbingan haji dan sesama jamaah, agar lebih memperhatikan kondisi kesehatan jamaahnya.
“Selalu gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti penutup kepala, kacamata, masker, botol air dan alas kaki, jika hendak ke luar hotel,” tegasnya. Bagus