BIN: Kita Harus Percaya Diri Membuat Obat Corona

Deputi Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengatakan bahwa Indonesia harus percaya diri dalam membuat obat Corona.

Tujuannya, agar Indonesia menghindari ketergantungan dengan negara lain.

“Kita juga harus sudah mulai dengan percaya diri dengan apa yang sudah kita lakukan. Supaya nanti tidak ketergantungan,” ujar Wawan, Jumat (19/6/2020).

MANDIRI

Menurut Wawan, Indonesia perlu mandiri dalam menangani pandemi corona. Terlebih karena jumlah penduduk yang tergolong masif, dan jumlah korban corona yang juga signifikan.

“Kita akan lebih mandiri dan tidak ada satu kekhawatiran ada permainan atau tuduhan minor. Terutama jual beli obat atau bisnis,” ujarnya.

Baca juga  Ribuan Guru, Dosen dan Karyawan YPM Taman Sidoarjo Hadiri Halal Bihalal

Di samping itu, menurutnya virus corona juga terus bermutasi. Ini menjadikan karakteristik virus di tiap negara berbeda, sehingga Indonesia dinilai perlu melakukan uji klinis sendiri.

Uji klinis terhadap variasi obat penemuan Unair ini, katanya, bakal diuji klinis lebih lanjut oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sejauh ini variasi obat tersebut sudah diuji ke pasien corona dan diklaim bisa menghilangkan virus dalam rentang waktu 24 jam sampai 72 jam.

Wawan berharap pengujian bisa dilakukan secepatnya oleh BPOM. Ini karena ia khawatir dengan kasus corona yang masih melonjak hingga sekarang.

Menurut pantauan pihaknya, kasus corona di Indonesia sempat menurun sekitar 12 April 2020. Namun kemudian angka kasus melonjak lagi jelang dan pasca Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga  Ribuan Guru, Dosen dan Karyawan YPM Taman Sidoarjo Hadiri Halal Bihalal

PENCURIAN JENAZAH

Kemudian adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), juga berpengaruh pada kenaikan jumlah kasus.

Belum lagi melihat sejumlah kasus ketidakdisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Termasuk pada kasus-kasus pemaksaan pulang pasien sampai pencurian jenazah corona.

“Ini yang jadi kekhawatiran kalau tidak ditangani serius, termasuk penemuan obat. Dikhawatirkan ada gelombang kedua,” ungkapnya.

Jika gelombang kedua terjadi, pengaruhnya bukan cuma di ranah kesehatan. Namun juga terhadap ekonomi dan stabilitas nasional. Bagus

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed