Berdampak Negatif Pada Lingkungan jadi Alasan Aisyiyah Minta Muhammadiyah Tolak Kelola Tambang

PP Muhammadiyah disebut telah menerima tawaran izin kelola tambang. Namun organisasi otonom wanita Muhammadiyah, Aisyiyah kontra dengan keputusan tersebut.

Hal itu dikatakan Ketua Divisi Lingkungan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PP Aisyiyah Hening Parlan dalam forum diskusi bertajuk Menimbang Posisi Muhammadiyah dalam Wacana Izin Tambang Ormas di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/7/2024).

Salah satu alasan yang dikemukakan Hening Parlan adalah dampak negatif pada lingkungan yang diakibatkan oleh tambang. Ia pun berharap PP Muhammadiyah tidak menerimanya.

“Kita tahu bahwa itu (penambangan) sangat menyeramkan belum lagi bahayanya, dampaknya,” katanya dalam forum tersebut.

Baca juga  Chairul Tanjung  Dorong NU Jadi Wadah Pembahasan Ekonomi RI

Hening memberi gambaran akibat yang terjadi pada lingkungan pascapenambangan. Dampak negatif terhadap lingkungan mengerikan.

“Pernah nggak bapak-bapak berbicara dengan orang tua yang anaknya masuk ke galian tanah bekas tambang? Pernah nggak melihat ribuan lubang tambang yang kalau dilihat dari pesawat saja sudah sangat mengerikan? Jangan-jangan belum pernah datang sekalipun ke lokasi tambang tapi tidak tahu ada dampak yang begitu berarti,” tegas Hening.

Hening menyampaikan, dampak dari pertambangan sangat luas. Menurutnya, sangat sulit menilai apakah usaha ini bisa memberikan kebaikan untuk persyarikatan atau tidak. Termasuk kerusakan lingkungan akibat proses penambangan, termasuk rusaknya sumber air.

“Berapa banyak sumber air yang setelah penambangan, airnya tidak bisa dipakai minum, tidak bisa dipakai untuk cuci muka, tidak bisa untuk wudhu,” lanjut Hening.

Baca juga  Chairul Tanjung  Dorong NU Jadi Wadah Pembahasan Ekonomi RI

Sebaliknya, Hening justru mengajak untuk berfokus pada isu transisi energi. Isu transisi energi diangkat oleh Hening berdasarkan komitmen pemerintah Indonesia yang ingin mengurangi penggunaan energi fosil pada 2040 mendatang.

“Akan lebih baik kita mendorong warga Muhammadiyah yang jumlahnya jutaan ini untuk masuk kepada isu transisi energi. Coba bayangkan tambang akan segera tutup, terus ngapain kita gabung?. Tanpa menambang, Muhammadiyah itu mampu,” pungkasnya. (ym)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *