RS UNAIR Jadi Site Uji Klinik Obat Tradisional Berbahan Alam

Rumah Sakit (RS) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Business Matching Industri, Peneliti, dan Site Uji Klinik Obat Bahan Alam di Hall Dharmawangsa lantai 8 RS UNAIR. Acara tersebut turut dihadiri oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia (RI) Prof dr Taruna Ikrar M Biomed MD Phd beserta tim dari BPOM RI.

Kehadiran Prof Taruna beserta tim BPOM RI menjadi sinyal kerja sama RS UNAIR maupun Universitas Airlangga dalam mengembangkan inovasi pada bidang kesehatan dan pengobatan. Khususnya pengobatan tradisional (batra). Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Masyarakat UNAIR Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih MSi turut mengucapkan terima kasih atas kepercayaan BPOM terhadap RS UNAIR.

“Saya mewakili Pak Rektor mengucapkan terima kasih dan selamat datang di Rumah Sakit UNAIR kepada pihak BPOM RI yang turut hadir pada hari ini. Sebagai rumah sakit pendidikan, RS UNAIR tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan, tapi juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” sambut Prof Nyoman, Jumat (20/9).

Baca juga  Peringati Hari Pahlawan, RSOS Ajak Masyarakat Berjuang Lawan Kanker Payudara

Jadi Lokasi Terpilih

Pada kerja sama kali ini, RS UNAIR menjadi salah satu lokasi terpilih untuk pelaksanaan uji klinik obat-obatan di wilayah Jawa Timur. Prof Nyoman menerangkan bahwa RS UNAIR dan Universitas Airlangga sangat siap akan hal tersebut, melihat fasilitas dan rekam jejak yang mumpuni dalam pelaksanaan uji klinik. Termasuk dalam pengkajian obat-obat tradisional berbahan alam.

“RS UNAIR sudah memiliki banyak rekam jejak sebagai mitra penelitian ataupun uji klinis. RS UNAIR juga mengembangkan dua Pusat Unggulan Antar Perguruan Tinggi (PUAPT), yang keduanya saling berinteraksi dalam pengembangan herbal medicine yang nanti mungkin bisa terstandarisasi dan menjadi bagian dari fitofarmaka,” jelas Prof Nyoman

Baca juga  Peringati Hari Pahlawan, RSOS Ajak Masyarakat Berjuang Lawan Kanker Payudara

Prof Nyoman pun meyakinkan kesiapan RS UNAIR untuk mendapatkan standarisasi dan fitofarmaka. Mulai dari kelengkapan fasilitas, tim peneliti, sentra pengobatan tradisional, hingga standar-standar administrasi yang ke depannya akan mendapatkan pendampingan langsung oleh BPOM.

Siap Lakukan Pendampingan
Sebagai lembaga pemerintahan yang mengawasi dan menjamin mutu dan kualitas kebutuhan masyarakat dalam hal obat, kosmetik, hingga makanan. Peran BPOM tentu sangat dibutuhkan dalam mengawasi dan mendampingi proses produksi, mulai dari penelitian, uji klinis, hingga produksi.

Perihal uji klinis dalam pengembangan inovasi obat tradisional berbahan herbal yang akan dilakukan oleh RS UNAIR. Pihak BPOM RI siap lakukan pendampingan dan pengawasan dalam setiap proses, mulai dari riset bahan-bahan alam, administrasi, hingga pengembangan dan uji kesiapan produksi.

“Peran BPOM sendiri di sini kami berkolaborasi dengan perguruan-perguruan tinggi, selain memfasilitasi tentunya melakukan pendampingan dan pengawasan sejak tahap awal riset,” tutur Ketua BPOM RI, Prof Taruna.

Baca juga  Peringati Hari Pahlawan, RSOS Ajak Masyarakat Berjuang Lawan Kanker Payudara

Ia juga menekankan peran universitas sebagai pihak yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. UNAIR sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia tentu dibutuhkan peran dan kerjasamanya dalam pengembangan inovasi ini.

“RS UNAIR dan BPOM melakukan kerjasama untuk mempercepat proses, pengembangan, dan pemenuhan kebutuhan kita terhadap uji klinis obat-obatan, termasuk obat-obatan tradisional. Jadi kami, BPOM, akan sangat mendukung pengembangan, yang dapat dilanjutkan hingga dikelola oleh industri. Output mengenai registrasi dan pengesahan akan dibantu di tempat kami, BPOM RI,” tekan Prof Taruna. (Bagus)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed