Beberapa hari ini media sosial sedang viral video jamaah umrah yang sedang Sa’i. Namun, pada proses Sa’i ini ada yang membuat video ini jadi heboh. Seperti halnya yang sedang viral di pesan WA dan FB, jamaah yang sedang Sa’i dengan menyanyikan lagu-lagu. Sebut saja seperti lagu Pancasila atau lagu yang lain. Lazimnya yang sering dilantunkan jamaah yakni zikir. Lalu bagaimana jika menyanyikan lagu selain zikir atau doa-doa lainnya?
“Itu semua menyalahi aturan syar,i dengan nuansa pembangkangan dan degradasi nilai Islami,” tegas Ketua MUI KH Muyidin Junaidi dengan singkat kepada majalahnurani.com, Senin (26/2/2018).
Tidak Pada Tempatnya
Ditambahkan Ketua MUI KH Cholil Nafis bahwa memang sai dalam ibadah umrah itu tak ada kewajiban/ syarat bacaan tertentu. Yang terpenting melakukan jalan tujuh kali antara bukit shofa dan marwah.
“Cuma yang lebih afdhal dan sesuai dengan ibadah itu mengucap dzikir dan doa serta tak mengganggu orang lain yang sedang beribadah dengan suara kerasnya,” kata dia.
Dia membenarkan jika memang tidak ada larangan dalam hal itu. Hanya saja, membaca syair itu tak pada tempatnya. “Ya sebaiknya kalau menjalankan ibadah, lebih upayakan khusyu. Dengan membaca dzikir dan menghindari banyak publikasi agar tak pamer dan riya,” jelas dia.
MENYALAHI KEAFDHOLAN
Guru Besar UIN Sunan Ampel Prof Istibsyaroh menyebut, doa untuk Sai itu ada sendiri. Tapi kadang jamaah ingin hiburan sehingga doanya diganti. Sebenarnya tidak apa. Tapi ini menyalahi keafdholan ibadahnya.
“Para jamaah juga pembimbing dan travel diharapkan beri pengarahan dan beri kesadaran bahwa ibadah ya ibadah. Kalau nyanyi cukup di Indonesia,” sarannya.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof M Ikhsan Tanggok menegaskan agar jamaah jangan mencampurkan urusan ibadah yang dilakukan di Mekkah dengan urusan dunia atau hal-hal yang tidak ada acuannya dalam Quran dan Hadis.
“Seperti pembacaan Pancasila haruslah sesuai dengan tempatnya dan bukan pada saat melaksanakan ibadah Sai. Meskipun dengan alasan untuk memberikan semangat pada Jamaah yang dibimbing,” ungkapnya.
KELIRU PENERAPAN
Menurut dia, bacaan saat Sai yang tidak pernah diajarkan Rasullah jangan dilakukan pada saat ibadah Tawaf ataupun Sai. Sai itu adalah berjalan atau berlari-lari kecil dari Shafa dan Marwah. Ibadah Sa’i merupakan salah satu rukun umrah yang dilakukan dengan berjalan kaki (berlari-lari kecil) bolak-balik 7 kali dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah dan sebaliknya.
Kedua bukit yang satu sama lainnya berjarak sekitar 405 meter. Itulah yang diajarkan oleh Rasulullah dan tidak ada yang ditambah-tambah sesuai dengan keinginan kita. Sesungguhnya ibadah Sai itu penuh dengan aturan sesuai dengan tuntunan Rasullah.
“Jika kita mengerjakan ibadah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan aturannya, maka balasannya adalah pahala. Jika ada orang menambahkan bacaan Sai dengan nyanyian, sesungguhnya itu adalah perbuatan yang keliru. Nyanyian itu tidak salah, asal dilapalkan sesuai dengan tempatnya, jika dilapalkan pada Sai, ini artinya meletakkan sesuatu tidak sesuai dengan tempatnya,” tandasnya. 01/Bagus