Cuaca panas saat musim haji menjadikan jamaah rawan terkena heatstroke. Ini harus diantisipasi. Sebab tak sedikit jamaah, terutama lanjut usia yang terserang heatstroke.
WATER SPRAY
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Dr Eka Jusuf Singka kepada majalahnurani.com, mengatakan, untuk mengantisipasi cuaca panas saat di Tanah Suci, maka pihaknya sudah melakukan beberapa pendekatan ke jamaah haji.
“Melalui promotif kepada jamaah haji yaitu penyuluhan kesehatan. Dengan mengajak jamaah haji menghindari terik matahari langsung dan sering minum air,” ujarnya.
Kemudian antisipasi yang lain dalam bentuk preventif. Menurut Eka, dengan memberikan alat pelindung diri seperti payung dan water spray, maka jamaah bisa terhindsr dari heatstroke. Dikatakan Eka, Kemenkes juga membuka penyediaan layanan kesehatan.
“Berupa kuratif dan juga evakuasi emergency cepat bagi jamaah haji yang mengalami kelelahan panas, heat cramp bahkan heat stroke ke RS Arab Saudi,” terangnya.
KARTU KESEHATAN
Tahun ini Puskeshaj Kemenkes memperketat urusan kelayakan istithaah (kemampuan) kesehatan jemaah. Tujuannya agar jamaah bisa melaksanakan ibadah haji secara khusyuk dan tidak terganggu masalah kesehatan saat di Tanah Suci. Menurut Eka pelayanan kesehatan tahun ini berbeda dengan tahun kemarin.
“Yang berbeda dari tahun sebelumnya surat edaran Dirjen PHU akan memperkuat implementasi Permenkes 15 Tahun 2016, kemudian jumlah tenaga kesehatan haji dari 268 non-kloter menjadi 306. Ini akan mempermudah pelayanan dalam bidang kesehatan,” urainya.
Di samping itu, lanjut dia, petugas kesehatan haji tak lagi dipusingkan dengan buku kesehatan jamaah. Sebab, buku tersebut sudah diganti dengan kartu kesehatan jemaah yang sudah dilengkapi dengan sistem komputerisasi.
“Satu lagi adalah buku jamaah haji sudah tidak dipergunakan lagi dan diganti dengan kartu kesehatan jemaah haji Indonesia. Nanti semua jamaah haji Indonesia akan menggunakan Kartu Kesehatan Jamaah Haji yang di dalamnya bisa diakses ke sistem komputerisasi terpadu,” ungkapnya.
Kartu itu, tambah dia, membuat data mobile yang terus menerus. Pemeriksaan yang pertama, kedua, dan ketiga terus terinput dan bisa diakses oleh dokter maupun petugas kesehatan yang lain hanya melalui mobile android.
“Lebih memudahkan dan praktis,” tandas Eka. Bagus