Kementerian Agama melakukan terobosan pada penyelenggaraan musim haji 1439 H/2018 M tahun ini. Perekaman sidik jari dan data biometrik jamaah haji akan dilakukan di embarkasi.
MEMBANTU JAMAAH
Kepada majalahnurani.com Sabtu (26/5/2018) Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag M Arfi Hatim membenarkan hal itu. Namun demikian untuk haji khusus sendiri, Kemenag belum memberlakukan metode sidik jari dan biometrika.
“Iya benar. Tapi haji khusus belum. Kedepan akan diberlakukan,” ungkap dia.
Terobosan ini dilakukan setelah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bertemu dengan delegasi Arab Saudi. Terobosan ini pun dinilai cukup membantu jamaah haji.
“Terima kasih atas kemudahan yang diberikan ini, karena sangat membantu jemaah haji Indonesia,” kata Menag Lukman belum lama ini.
Lukman pun mengapresiasi kunjungan delegasi Saudi tersebut. Lukman menilai terobosan ini sebagai kabar baik tentang perhajian Indonesia.
“Saya akan kabarkan kabar baik ini kepada Pak Presiden Jokowi. Semoga pertemuan dengan Dirjen PHU-Kerajaan Arab Saudi beberapa waktu lalu itu bisa ditindaklanjuti,” imbuhnya.
HADIAH KERAJAAN ARAB
Ketua Delegasi Arab Saudi Sulaiman bin Abdul Azis al-Yahya mengungkapkan sistem pengambilan sidik jari dan data biometrik akan diuji coba mulai tahun ini.
“Pengambilan sidik jari dan data biometrik jamaah haji Indonesia bisa dilakukan di embarkasi, dan akan dilakukan uji coba tahun ini,” ucap Sulaiman.
Sulaiman juga mengatakan kebijakan tersebut merupakan hadiah Kerajaan Saudi Arab kepada Indonesia. Hal ini karena jemaah haji Indonesia dinilai merupakan tamu Allah yang ramah di Arab Saudi.
Nantinya ada 13 embarkasi di Indonesia yang disiapkan untuk melakukan perekaman sidik jari dan data biometrik jemaah haji. Selain itu, jamaah haji Indonesia akan mendapatkan kemudahan terkait dengan tas-tas jemaah. Sebab, tas mereka akan diangkut langsung ke hotel jemaah. Pada semua tas jemaah nantinya bakal tercantum nomor kamar hotel masing-masing. 01/Bagus