Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyayangkan adanya shalawat di klub malam yang dilakukan KH Miftah Maulana Habiburrahman yang akrab disapa Gus Miftah.
TIDAK SOPAN
Belakangan beredar video Gus Miftah mengajak orang-orang di klub malam berselawat. Terlihat dari tayangan itu yang mengikuti bergaun seksi.
Kepada majalahnurani.com, Kamis (13/9/2018) Ketua Dakwah MUI KH Cholil Nafis menilai hal itu tidak sopan.
Dia menjelaskan bahwa shalawat tanpa menutup aurat itu tidak sopan, tidak etis.
“Apakah itu etis? Shalawat, beribadah, tapi kita dalam keadaan tidak menutup aurat? Malah buka-bukaan,” ujar dia.
Meskipun tidak murtad atau keluar Islam, namun shalawat di tempat tidak layak sama dengan mengurangi etika dan sopan santun shalawat kepada Rasulullah.
METODE DAKWAH
Sebaiknya, kata Cholil, Gus Miftah bisa menggunakan metode dakwah yang lebih baik, tanpa melanggar etika beragama.
“Sebaiknya menggunakan metode dakwah yang lebih elegan dan tidak melanggar etika beragama,” sambungnya.
Hingga kini ajakan shalawar Gus Miftah terus viral setelah video kajian keagamaannya di sebuah klub malam di Bali beredar di internet.
Gus Miftah adalah pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Namun perlu diketahui bahwa Gus Miftah bershalawat di klub malam sudah delapan tahun.
Memang dia berdakwah di kawasan prostitusi, klub malam, tempat hiburan yang sarat kemaksiatan.
“Shalawat itu sesuatu yang baik dan bernilai ibadah. Allah SWT juga berselawat kepada Nabi Muhammad SAW. Namun ada tata cara yang sopan untuk bershalawat termasuk menutup aurat,” tandasnya. 01/Bagus